AEYG 2019 + CF
TIMOR LESTE
5
TO 11 AUGUST 2019
Hay... i’m Rolin
From AMC West Timor Indonesia
Kisahku berawal ketika saya
dipercayakan teman-teman AMC KUPANG untuk mengikuti kegiatan AEYG 2019 di Dare,
Timor Leste. Kegiatan tersebut
diselenggarakan pada tanggal 5 sampai 11 Agustus 2019. Ketika tiba waktunya,
kami semua peserta AEYG 2019 dari beberapa Negara di Asia melakukan perjalan
menuju ke Dare, Timor Leste. Perjalanannya cukup jauh dan melelahkan. Dan yang
saya lebih senang lagi yaitu kami semua peserta AEYG free visa. This is my
first time to follow AEYG.
First day:
Kira-kira pukul 19.00 WITA kami semua rombongan tiba dengan selamat di tempat
kegiatan. Ketika turun dari bus, kami disambut dengan tarian Likurai. Setelah
itu, kami semua dikalungkan dengan selendang motif Timor Leste. Sungguh pada
waktu itu pula, saya merasa dihormati dan dihargai sekali. Karena ini adalah
momen pertama kali sama di terima dengan tarian penjemputan dan dikalungkan
selendang. Bagi saya pribadi, ini adalah pengalaman terindah yang boleh saya
nikmati semasa hidup. Dan ini pula pengalaman pertama kali saya mengikuti
kegiatan AEYG. Yang paling menarik dari kegiatan ini yaitu, saya dapat
berkenalan dengan teman-teman dari beberapa Negara di Asia diantaranya:
Filipina, Korea Selatan, Taiwan, Makau, Hong Kong, Sri Lanka, jepang dan Timor Leste. Setelah acara pengalungan
selesai, kami diarahkan ke taman tengan untuk melaksanakan beberapa agenda
berikutnya. . Kami dibagi dua orang untuk satu kamar tidur. Kami semua
mendapatkan satu tas ransel yang beisi 1 baju kaos, 1 botol air, 1 pen, 1 buku,
1 sal dan 1 tas samping. Semua latar tempat dan suasana telah ditata dengan
sebaik mungkin adanya sangat strategi
dan menyenangkan. Kita dapat melihat secara langsung panorama indahnya kota
Dili dari puncak pegunungan di Dare. Lebih indah ketika waktu malam hari. Semua
schedule kegiatan telah tertulis dalam buku yang dibagiakan kepada kami para
peserta AEYG. Dan agenda terakhir pada hari pertama yaitu presentation of
participants (perkenalan nama)
Second day:
Hal baru yang saya alami disana selama kegiatan adalah ketika waktu breakfast
tiba yang dihidangkan bukanlah nasi seperti lazimnya di Indonesia tapi yang
disiapkan adalah roti tawar yang baru dioleskan pakai mentega atau selai atau
cokelat dan ditemani susu/kopi/teh terserah mana yang kita suka. Sungguh luar
biasa indah keagungan Tuhan dalam hidup ini. Karena tidak terbiasa makan roti pagi-pagi,
saya pun merasa lapar lagi pada pukul 09-10. Wkwkwkkwkw…….untungnya ada
schedule jam snack pagi dan sore. Lega aku deh. Pada tanggal 06 Agustus 2019,
sebelum memulai agenda berikut kami mengawalinya dengan misa pembukaan yang di
pimpin langsung oleh Bapak Uskup Timor Leste. Ketika diwawancarai oleh
wartawan, Beliau merasa sangat bangga pada kongregasi Claretian karena mampu
merangkul semua kaum muda dari Negara-negara di Asia. Beliau berharap dengan
adanya kegiatan ini, semua kaum muda di dunia lebih khusus di Timor Leste lebih
membuka diri bagi Gereja dan dunia. Melalui tema AEYG 2019 ‘’THE SOLIDARITY OF CHRIST IMPELS US: GO,
SELL, SHARE AND FOLLOW’’beliau mengatakan ”give your love to another with heart. Solidarity is an important point
in our life”
Third day:
Seperti biasanya yang sering kami lakukan sesuai jadwal harian, setelah
breakfast dan misa pagi, kami melanjutkan dengan sharing-sharing yang dibawa
langsung oleh orang -orang terhebat di Timor Leste. Untuk hari ini, ada 3 sesi
bicara. Untuk sesi yang pertama berbicara tentang “ Biblical Foundation of
Solidarity of Christ impels us (Mat 19: 16-26, Luk: 10: 25-37). Sesi ini dibawa
oleh Fr. Dr. Valens Agino. CMF. Melalui kedua injil (Matius dan Lukas) Beliau
menegaskan bahwa Yesus menguji pemuda
yang kaya itu pada titik terlemah dalam dirinya, yaitu kekayaan. Ia tidak
bersedia untuk mengutamakan Kristus lebih daripada hartanya. Apakah pernyataan
Yesus berarti bahwa semua orang beriman hrus menjual semua miliknya? Tidak,
karena kita juga harus memenuhi kebutuhan keluarga kita dan sesame. Sekalipun
demikian, kita harus bersedia untuk menyerahkan apa saja yang diminta oleh
Tuhan Yesus. Sesi kedua berbicara berkaitan dengan “ theology and
spirituality foundation of solidarity” yang dibawa oleh kongregasi OFM. Materinya mudah dimengerti karena ada 3 bahasa
yang digunakan. Untuk menghilangkan rasa jenuh, kami dihibur dengan
animasi-animasi. Hal penting yang saya ambil dari sesi ini yaitu,”solidarity is about valuing our human being
and respecting who they are follow as individuals.” Dan sesi yang terakhir
yaitu tentang”solidarity in the Charism of Saint Anthony Mary Claret oleh Sr.
Geraldine Sasirekah, RMI. Inti dari pembicaraan ini yaitu HAVE SPIRIT OF
SOLIDARITY, MENELADANI KARISMA-KARISMA DARI PATER CLARET DAN MEWUJUDNYATAKANNYA
DALAM KEHIDUPAN NYATA SERTA MEMBERI DIRI SECARA TOTAL BAGI SESAMA. Setelah
selesai dinner, kami menyiap diri untuk cultural night. Semua nampak sangat
indah mempesona pada malam itu. Semua yang dipentaskan so amazing and marvelous.
Fourth day:
For the first time bagi saya dan mungkin bagi teman-teman mengikuti misa pagi
menggunakan bahasa Mandarin. Konsentrasi selama misa sudah tidak bisa
terkontrol lagi. Apalagi ketika dengar Homili. Yang bisa hanya ucap AMEN saja
selama Misa berlangsung. Tapi sebagai orang yang takut akan TUHAN, saya
mengikuti misa menggunakan bahasa saya sendiri tapi bicara dalam hati saja.
Untungnya di HP saya ada aplikasi Alkitab sehingga saya bisa tahu injil apa
hari itu. Setelah Misa kami breakfast dan melanjutkan agenda berikutnya. Kami
dibagi dalam 3 group sesuai warna baju(red, grey and blue). Kami group grey. Pada
hari itu kami sangat lelah karena seharian
menghabiskan waktu untuk Tour de Timor Leste. Banyak tempat-tempat
bersejarah yang kami kunjungi yaitu MALOA Sisters Orphanage, ALMA Sisters
Orphanage, Fr. Adrianus Ola Duli Orphanage, Dominikan Convent Orphanage in
Bidau, St. John Paul 11 Sanctuary of Tasi-Tolu, Cathedral, Igreja Motael, CMF
Hera, dan terakhir di Cristo Rei. Hari itu adalah harinya kami menguasai
seluruh daerah Timor leste. Mengapa saya katakan demikian? Karena hari itu
merupakan hari teristimewa bagi kami Kaum Muda. Selama dalam perjalanan kami dikawal oleh polisi
Negara. Oleh karena itu, biar pun lampu merah kami jalan terus. Hari itu juga
saya merasa kalau saya sedang berada diposisi pejabat-pejabat Negara. Mengapa?
Karena bagi orang Timor Leste hal demikian hanya bisa dilakukan oleh presiden
dan Menteri-Menterinya saja. Seharian kami menghabiskan waktu untuk keliling
kota Dili. Untuk makan siangnya panitia adakan di luar yaitu di sebuah Resto
ternama di Timor Leste. Semua jenis makanan apapun yang kami inginkan semuanya
telah disajikan. Sungguh puas dan bahagia saya waktu itu. Pokoknya selama
kegiatan seminggu tak ada kata sedih, kecewa ataupun hal buruk lainnya yang
muncul waktu itu. Setelah seharian Travelling, kami semua go back ke tempat
untuk personal needs dan dinner serta mengsharingkan tentang assessment of the
tour. Banyak kesan-kesan yang kami alami selama perjalanan yaitu, nice views,
so amazing, interesting. Meskipun terlihat lelah tapi kami sangat puas dengan
apa yang kami rasakan, kami dapat hari itu. Pada hati itu, kami di wawancarai
oleh reporter-reporter dari beberapa channel TV di Timor Leste.
Fifth day:
hari ini kami mengadakan Misa di sore hari. Kali ini Misa dalam bahasa Filipina
Tagalog. Setelah breakfast, kami melanjutkan agenda berikut yaitu melanjutkan
sesi-sesi materi yang lain. Namun sebelum memulai materi, sebagai penyegaran
kami memulai dengan animasi AEYG 2019 dan animasi dari teman-teman AMC dari
Flores. Materi pertama untuk hari ini
adalah tentang “ DOING SOLIDARITY”. Materi ini di bagi kedalam 3 sesi. Sesi 1
dibawa oleh kongregasi MC, sesi 2 oleh
kongregasi ALMA dan terakhir oleh kongregasi RMI dan CMF. Doing solidarity berarti: giving some land(health,
education), helping need people,to give
education with quality helping people grow in faith serta general cleaning.
Dari materi tadi semua, saya menyimpulkan bahwa Yesus berpesan supaya kita
mempunyai perasaan kasihan atau compassion terhadap sesama serta to be servant
to others. Karena merasa sudah tidak konsen lagi, kami melakukan animasi
AEYG 2019 dan snack sore. Hari ini kami dinner agak cepat yaitu pukul 18.30
karena masih ada Claretian Night dan opening prayer. Malam ini malam api unggun. Suasana malam yang
kelam dibawah naungan bintang-bintang gemerlap, kami menyalakan lilin-lilin
kecil sebagai pelita kehidupan dan terang dunia. Dimalam ini, kami merasa kehangatan yang Tuhan
berikan kepada kami melalui sama saudara sekalian. Kami semua baris berpasangan
sambil berpegangan tangan sebagai simbol fraternity berjalan menelusuri
lorong-lorong menuju taman tengah sambil bernyanyi gembiga riang untuk melepas
segala beban ataupun masalah sampai lilin-lilin semua meleleh habis. Dan
dilanjutkan dengan tebe-tebe bersama serta closing prayer oleh RMI Sisters.
Sixth day:
pagi ini Misa dalam bahasa Indonesia dan koornya oleh AMC dari Indonesia(saya
sendiri). Koornya sangat meriah…....selepas Misa, kami foto bersama karena bagi
kami tiada hari tanpa moment. Wkwwkwkkwkwk………….hari ini hanya 1 materi saja
guys jadi kami mengisi waktu kosong dengan goyang bersama. Sepertinya selama
kegiatan AMC West Timor yang paling semangat kalau soal goyang-goyang. Bukan
hanya goyang tapi juga ada game-game yang dibawa oleh MAMI KESAYANGAN KAMI.
Beliau bernama Mami Elis Lo’wo. Beliau adalah seorang KARISMATIK sehingga
beliau sangat bersemangat dalam hal apapun. Kelihatannya sudah cukup tua namun
semangatnya masih tetap ada dalam dirinya. Kami semua merasa sangat terhibur
dengan game-game yang beliau berikan. Kami semua take a rest sebentar untuk
snack. Pukul 15.00, kami melanjutkan materi terakhir yaitu tentang “commitment
to live in solidarity through GO, SELL and SHARE” yang dibawa oleh Bruder
Carlos,CMF. Kami dibagi dalam beberapa kelompok, dan dalam satu kelompok
mendapatkan satu kata yang menjadi suatu komitmen dalam kehidupan. Kelompok
kami mendapat kata EDUCATION. Yang harus dikerjakannya adalah bagaimana
hubungan kata tersebut (education) dengan solidarity? Menurut kelompok kami, education is very important for our
future. It helping people grow in faith, proclaiming of the gospel, share what
we have and nothing solidarity without mercy. Materinya sangat menarik
dimana mengajak kita semua untuk menanamkan sikap solidaritas yang tinggi dalam
aspek apapun dan merealisasikan dalam kehidupan bersama. Selepas itu, kami
diberi waktu untuk personal needs (packing) sekaligus siap diri untuk dinner
and thanks giving farewell night. Malam itu benar-benar malam yang terakhir.
Banyak pesan dan kesan yang kami alami selama kegiatan. Malam ini kesempatan
buat kami untuk siangkan malam ini(goyang bersama). Dan moment itu pula kami
diberi kesempatan untuk exchange gifts. Swear, it was so beautiful moment in my
life that I have been ever found. Many gifts that I have got from my friends
of Philippines, East Timor, Taiwan and
also Indonesia. I was felt thankful, grateful, happy, and so on. The day of blessed
day to our journey in Dare.
The last day:
Misa pagi seperti biasa sekaligus lonceng BAHWA telah selesainya kegiatan AEYG
2019 dan breakfast. Hanya perasaan sedih hari itu seakan tak mau beranjak dari
Dare. Namum apalah daya kalau waktu takkan pernah kembali lagi. sKami semua
bersalaman sambil menitikkan piluh seakan tak ingin berpisah dan jauh dari
teman-teman semua. Ada beberapa teman yang hari itu langsung pulang ke tempat
mereka masing-masing. Ketika melihat teman-teman beranjak dan pergi, mata ini
hanya bisa menangisi kepergian mereka. Hanya doa dan air mata yng mengiringi
kepergianmu kasih. Semua kenangan yang dirajuti bersama akan menjadi sebuah kenangan yang bercoretan
tinta merah yang disimpan Wahai kalian semua kapan lagi kita
berbincang-bincang? Kapankah lagi kita bersenda gurau? Hanya Sepucuk kata yang
dapat aku berikan padamu Kasih, “ terima kasih atas cinta tulusmu.selamat jalan
kasih, semoga tiba dengan selamat. Sampai jumpa dilain waktu”. Terima kasih
atas moment kisah kasih ini. Semoga aku, kamu dan kita berada dalam sikap
bersolider. Karena solidaritas Yesus menuntun kita kejalan yang benar. Sambil
menunggu bus datang, kami bernyanyi dan tertawa bersama sambil menaikan syukur
selimpah-limpahnya karena Anugerah Tuhan sungguh luar biasa bagi kami. Setelah
beranjak dan pergi. Memang betul perpisahan adalah moment yang sangat
menjengkelkan apa boleh buat semua hanyalah kenangan belaka. Semua karena
cinta….cintalah yang menyatukan dan cintalah yang memisahkan. Namum tak apalah
semuanya itu kubawa dalam Doa dan kukenang selalu dalam sanubariku. Malam itu
kami nginap di Ai-Mutin Parish di beberapa rumah umat. Senja hari kami pesiar
di kota Dili sambil membeli buah tangan untuk sobat-sobat. Paginya kami
berangkat pukul 06.00 ke Indonesia bersama teman-teman AMC dari Taiwan. SAYONARA
DARE, TIMOR LESTE. TERIMA KASIH ATAS KASIH SAYANGMU. TERIMA KASIH ATAS
PENGOBANAN DAN KETULUSANMU. NAMAMU AKAN KU UKIR SELALU DALAM KALBU DOAKU.
Inti
dari kegiatan AEYG 2019 + CF ini bukan hanya mendapat banyak teman, banyak
kenalan ataupun foto-foto selama kegiatan yang dibawa pulang namun, yaitu
SOLIDARITAS yang tinggi yang harus dibangun dan diwujudnyatakannya dalam
kehidupan sehari-hari melalui perbuatan dan tingkah laku yang menjadikan sesama
semakin tumbuh dan berkembang dalam iman akan Tuhan serta meneladani
karisma-karisma suci dari Bapak Pendiri St. Antonius Maria Claret. Dan perlu
sikap FORGIVENESS. Because forgiveness is the best form of love. It takes a
strong person to say sorry and even stronger person to forgive. Dan juga pesan
dari Bapak Uskup Timor Leste yaitu” give your love to another with heart.
SOLIDARITY is an important point in our life. Life is not easy but you must
easy going. Be the agen to chance. So, do not only talk but action”.
Because the Youth are the now of GOD.
Through the pilgrimage we had, we are really blessed
to be witnesses of hope, love and solidarity. Let us to GO forth, SELL
ourselves to each other, SHARE what we have and FOLLOW Jesus Christ as He is
our role model of Solidarity. And when I met people in there, I have shed my
tears and learned values that I will use and remember for a lifetime. People in
there very welcome for us. It was beautiful, East Timor was beautiful. My AEYG
experience was beautiful and it was meaningful.
UNFORGETABLE MEMORIES (DARE, 5 TO 11
AUGUST 2019)
Berikut
kenangan kami selama kegiatan AEYG 2019 + CF DILI, TIMOR LESTE
Motivation
words:
Through the pilgrimage we had, we are really blessed
to be witnesses of hope, love and solidarity. Let us to GO forth, SELL
ourselves to each other, SHARE what we have and FOLLOW Jesus Christ as He is
our role model of Solidarity. And when I met people in there, I have shed my tears
and learned values that I will use and remember for a lifetime. People in there
very welcome for us. It was beautiful, East Timor was beautiful. My AEYG
experience was beautiful and it was meaningful.
BE
ONE UF US. BE A CLARETIAN FAMILY.
WE
ARE THE NOW OF GOD
VIVA
AMC
Viva AMC...
BalasHapusSaya juga rindu mau ikut kegiatan AMC lagi.... Terima kasih sudah berbagi nona manis...
Sukses terus suster Karolina Mude😍
BalasHapusSemoga cita2 kamu tercapai
Cah cah cah yg sekarang sudah punya blogger😊😊
BalasHapusTeruslah berkarya sayangku