Formasi Perta AEYG + CF 2019
WELULI Atambua 3-5 Mei 2019
Oleh : GRACE
KOLO AMC Kupang
Anak muda merupakan generasi penerus
bagi bangsa, negara, dan gereja. Banyak sekali kaum muda yang ada dalam setiap
wilayah/daerah. Keterlibatan dan keikutsertaan kaum muda dalam pengembangan
gereja sangat diharapkan. Namun, keterlibatan dan keikutsertaan kaum muda dalam
gereja ini tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan kaum muda perlu diajak
dan didampingi agar dapat mengerti dan memahami bahwa mereka sangat dibutuhkan
dalam pengembagan gereja. Begitupun dengan Anak Muda Claretian (AMC). Anak Muda
Claretian merupakan sebuah wadah atau tempat perkumpulan anak-anak muda dibawah
naungan para Misoinaris Claretian yang didirikan oleh Sto. Antonius Maria
Claret. Memang namanya sama-sama anak muda. Namun, menurut saya sendiri ada
yang berbeda didalamnya. Disana tidak hanya ada nama kaum muda saja, tapi lebih
dari itu (keluarga). Banyak sekali kegiatan yang diadakan sehingga dengan
begitu seiring berjalannya waktu semuanya sudah seperti keluarga.
Banyak sekali pengalaman yang
saya dapat pada saat kegiatan yang dilakukan di Weluli, 3 – 5 2019 dalam rangka
persiapan untuk ke Timor Leste. Banyak bertemu dengan AMC yang lainnya yang
pernah bertemu sebelumnya. Bagi saya sendiri banyak sekali hal yang diajarkan.
Ada yang baru berkenalan, belajar bagaimana berkomunikasi dengan orang lain
dalam Bahasa Inggris, berusaha untuk berbaur dan dekat dengan teman-teman dari
regio yang lainnya, mencoba untuk memahami sikap dan perilaku teman-teman yang
baru pertama kali bertemu, yang lebih penting lagi bagaimana menghargai waktu
dan juga sesama, dan masih banyak lagi yang diajarkan.
Dalam kegiatan ini, dibahas
mengenai sebuah tulisan yang ditulis oleh Paus Fransiskus untuk kaum muda yang
ada diseluruh dunia mengenai penegasan iman dan kejujuran. Menurut saya, kaum
muda sekarang atau yang dianggap sebagai kaum milenial sekarang ini adalah kaum
yang bisa dibilang lebih mementingkan diri sendiri. Kita bisa melihat. Dunia
sekarang semakin canggih. Semuanya bisa dilakukan sendiri. Dengan adanya Handphone (HP), semua orang seakan-akan
tidak membutuhkan lagi orang lain. Mendewa-dewakan sebuah alat kecil. Memang
kegunaan dan manfaatnya sangat besar. Namun, banyak sekali dari orang-orang
yang salah menggunakannya. Menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh.
Seperti itulah yang dikatakan oleh orang-orang. Meskipun begitu, tetap saja.
Inilah yang menjadi faktor penyebab untuk tidak bisanya gereja berkembang.
Bagaimana bisa gereja berkembang jika tidak adanya keterlibatan dan
keikutsertaan kaum muda didalamnya.
Dari kegiatan ini, selain
dengan persiapan untuk kegiatan AEYG di Timor Leste, saya belajar bahwa sebagai
kaum muda hendaknya kita gunakan waktu dengan sebaik mungkin untuk hal-hal yang
bermanfaat, terutama yang berkaitan dengan gereja (orang muda) dan tidak hanya
untuk segala sesuatu yang berkaitan dengan diri sendiri. Sehingga, dapat kita
kenang nanti dimasa tua bahwa masa muda pada saat berada di sekitaran gereja
(anak muda) juga mempunyai kenangan tersendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar