Senin, 02 Oktober 2023

Layakkah aku marah?

 "....Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula..." -Yunus 4:10



Yunus marah karena Allah memutuskan untuk mengampuni orang Niniwe. Ia tidak ingin Allah menyelamatkan musuh Israel ini. Persoalan dasar Yunus ialah bahwa dia tidak terutama mengabdikan diri kepada kehendak Allah, ia lebih khawatir akan keamanan lahiriah Israel. Tetapi Allah dengan belas kasihannya berusaha meyakinkan Yunus, dengan memakai pohon jarak yang tumbuh cepat, bahwa Dia tetap memperhatikan baik Israel maupun bangsa lainnya. Perbuatan Allah dengan pohon jarak dan angin timur yang panas terik dimaksudkan untuk menunjukkan kontras dari perhatian Yunus yang mementingkan kesejahteraan jasmaniahnya sendiri dengan ketiadaan perhatiannnya bagi Niniwe. Yunus lebih memperhatikan kenyamanan jasmaniahnya sendiri daripada kehendak Allah bagi bangsa terhilang ini.

Dewasa ini, kita sering sekali bersikap seperti Yunus yang dikisahkan. Ketika kita diperhadapkan dengan sesuatu yang sulit atau masalah yang besar, kita sering marah dan mengeluh. Terkadang kita menyalahkan diri sendiri tetapi tidak sedikit yang menyalahkan Tuhan atas hal yang menimpa kita. Persoalan hidup yang kita alami setiap hari sebenarnya adalah langkah-langkah untuk maju jika kita berani menyikapinya dengan baik. Tetapi karena kita lebih sering mengeluh dan berputus asa, membuat masalah dan persoalan tersebut menjadi beban besar yang dipikul setiap hari. Kekecewaan, sakit hati, dendam, iri hati, benci, dan masih banyak lagi adalah hal-hal yang menjadi pokok permasalahan dalam diri kita. Karena hal-hal inilah yang membuat kita terbebani dan sulit keluar hingga akhirnya sering menyalahkan Tuhan. Pertanyaannya, layakkah kita marah? 

Kasih Tuhan begitu besar dalam hidup kita, anugerah dan berkatnya selalu baru di setiap harinya. Udara yang segar, nafas kehidupan yang masih bisa dinikmati, oksigen yang melimpah, orang-orang baik di sekitar kita, tidakkah patut kita bersyukur atas semua ini? 

Sesekali cobalah untuk bangun dengan penuh syukur, Tuhan begitu baik di tengah persoalan kita. Seperti pohon jarak yang Tuhan tumbuhkan untuk menaungi Yunus, demikian pula Ia selalu menaungi kita dengan kasih dan berkatnya. Kita hanya perlu lebih bersyukur atas semua hal yang terjadi dalam kehidupan kita.

Hiduplah bahwa hari ini adalah hari pertama dari sisa hidupmu dan hari terakhir dari masa lalumu

By : Regina


1 komentar: