Rabu, 15 April 2020

Cinta Yang Melampaui Kematian

MARIA MAGDALENA: 
NARASI CINTA YANG MELAMPAUI KEMATIAN
Alkisah, Maria menjadi buah bibir di sekitar daerah Magdala, karena keelokan dan kecantikannya. Ahkirnya, cinta Maria berlabuh pada seorang pria kaya di kampung asalnya. Selain cantik, dia rajin mengerjakan ladang dan mahir dalam pengobatan tradisional. Tetapi sayangnya Maria tidak lagi diinginkan suaminya, dan hendak diceraikannya dengan alasan Maria mandul dan tidak bisa memberikan keturunan. Dengan terpaksa dan sakit hati, dia menyetujui perceraian itu dan bahkan dia harus terusir dari tanah ayahnya, Magdala.

Dari sanalah hatinya begitu pahit dan ingin membalas dendam. Dia mulai tidak percaya lagi kepada kebaikan Tuhan Israel. Sebelum pergi dari tanah itu, datanglah para perwira Roma yang singgah..dan Maria memiliki rencana jahat, dia ingin memikat kepala perwira itu dan akhirnya merekapun berzinah dimata suaminya. Maria hanya ingin menunjukkan bahwa dia juga bisa dan diinginkan di mata suaminya karena merasa telah dibuang dan disakiti begitu rupa. 

Maria ikut pergi bersama perwira itu dan merasa laki-laki itu dapat memberikannya harapan baru, daripada terbuang dan sendirian. Tetapi semua bayangannya salah. Laki-laki itu mencampakkan dan membuangnya lagi karena dia hamil, dia tidak mandul. Dengan dibawanya ke kota, dia mulai mengenal lingkungan Raja Herodes, Herodias dan anaknya, juga melihat Yohanes Pembabtis yang sedang memberitakan Kerajaan Allah di Sungai Yordan. 

Setelah dicampakkan, dia dibawa oleh para pelacur dan sempat ingin bunuh diri di laut, tetapi diselamatkan murid-murid. Sebelum mengenal Yesus lebih dalam, dia dibawa Herodias ke dalam kerajaan karena dia mengetahui Maria sanggup mengobati penyakit, dan Herodias memiliki sakit kulit yang mengerikan. Disanalah Maria menganggap dirinya memiliki pengharapan akan hidup yang baru, kerajaan, kemewahan, kehormatan dan lebih lagi..kerinduannya yang terdalam untuk memperolah cinta dari seorang pria.

Sampai dia akhirnya berhasil memikat laki-laki, seorang jendral romawi yang begitu tertarik kepadanya...disanalah dia berzinah dan berzinah, untuk mendapatkan cinta laki-laki itu. Di istana Herodes itulah dia mengenal Yohanes Pembabtis, yang dipenjara dan ahkirnya dipenggal kepalanya akibat rasa dendam kesumat si perempuan Herodias. Walau berat hati melihatnya, Maria mengingat perkataan Yohanes kepadanya  ”Apa yang sebenarnya kau cari Maria?” 
dia menjawab ”Aku hanya ingin dicintai dan mencintai..”  kata Yohanes ”tetapi cinta manusia itu sangat mudah lenyap..”  ”aku tahu..” Yohanes menunjukkan kepadanya sebuah cinta yang kekal, cinta kepada Tuhan, tetapi Maria membantahnya karena dia banyak merasakan pahit dan sakit dalam dunia, dimanakah cinta itu? ”Tuhan sedang menyembunyikan diri-Nya” dan Yohanes menjelaskan bahwa kehidupan ini adalah sebuah perjalanan yang panjang untuk mencari Cinta-Nya... 

Dengan segala sakit hati dan dendam yang belum dibereskan, Maria melakukan kesalahan fatal dengan menghancurkan mantan suaminya dan tanah Magdala sehingga anak sahabatnya di Magdala meninggal karena kebakaran. Disanalah dia sadar, semua yang dilakukannya salah, dan di saat itulah Yesus datang ke Magdala..membangkitkan anak itu ” Kau lihat Maria? Cinta lebih kuat daripada kematian..” 

Perjalanan Maria yang baru dimulai..pertobatannya karena dosanya begitu nyata. Saat makan di rumah Simon, banyak orang mengguncingkan Maria dengan sebutan pelacur. Tetapi justru Yesus menatap Maria dan memanggilnya. Maria mendekat dengan ragu dan menyambut tangan Yesus yang menunggunya. Dia memegang tangan Yesus dan tak berani menatap mata Yesus. Dia melihat tangan yang menyambutnya dengan terbuka dan penuh cinta...
Dia tersungkur di kaki Yesus dan menangis begitu rupa...air matanya membasahi kaki Yesus dan dia melepaskan kasut Yesus..menyekanya dengan rambut..Menatap kaki Yesus..seolah menatap yang paling dicintainya..dari seorang yang haus akan cinta dan hawa nafsu, wanita yang dipenuhi kepahitan dan dendam..tiba-tiba berubah menjadi wanita yang penuh tatapan cinta dan air mata di kaki Yesus...Maria mengeluarkan minyak dan mencurahkan ke kaki Yesus dengan penuh kelembutan dan hati-hati..penuh dengan perasaan kasih..

Yesus menanggapi orang-orang yang membicarakan Maria..dan Dia berkata ”Pergilah dengan damai..anak-Ku..kasih-Mu yang besar telah menyelamatkanmu..” tetapi Maria menatap Yesus dan berkata ” Aku tidak akan meninggalkan-Mu..aku akan mengikuti-Mu..kemanapun Kau pergi..”

Maria telah belajar memahami arti CINTA. Dan dalam CINTA, segala sesuatu mungkin..sebab cinta lebih kuat dari dosa….cinta lebih kuat dari maut... Kematian Yesus di Salib menyesakan jiwa terdalam Maria; dia tidak rela melihat sang kekasih jiwanya mati secara tragis di atas palang penghinaan. Dia merasa kehilangan orang yang dikasihi, yang sangat berarti bagi hidupnya. Baginya, tanpa Yesus, hidup ini tanpa makna sama sekali. Sejak Yesus disalibkan, perasaan gundah, cemas dan tak menentu menyelimutinya. Namun lubuk hatinya menyakinkan dia bahwa cinta sejati melampaui kematian. Saking cintanya pada Yesus, dia nekad pagi-pagi buta  mencari Yesus di kubur. Cinta sampai di kubur. Cintanya begitu besar terhadap kekasihnya, tak takut meski harus mencari sampai di “Sheol” (dunia orang mati). Namun, betapa sedihnya Maria ketika tidak menemukan jenasah kekasihnya di kuburan. Padahal ada kerinduan yang berkobar-kobar dalam dirinya mendekap tubuh kaku sang kekasihnya. Rasa duka yang mendalam itu membuatnya menangis sejadi-jadinya dan berteriak-teriak memanggil nama sang kekasihnya; dia tidak rela jasad sang kekasihnya dicuri dan dimiliki oleh orang lain. 

 Di tengah dia mengalami gundah gelana jiwa yang mencekam, Yesus menampakan diri, sembari menyapanya dengan sebuah sapaan akrab yang biasa diucapkannya saat masih hidup: MARIA! Maria tersontak dan kaget mendengar sapaan itu, yang adalah sapaan khas kekasih jiwanya….maka secara spontan Maria berseru: RABUNI! Antara “Nama Maria, rabuni dan cinta” tak terpisahkan; ketiganya seperti kesatuan tubuh dan jiwa. Saking kangen dan rasa gembiranya Maria secara spontan mau menyentuh Yesus; namun Yesus dengan sopan dan halus menolaknya: Jangan sentuh Aku sebelum Aku Pergi kepada AllahKu dan Allah-mu…”; sebuah penolakan bukan karena rasa tidak suka atau benci, tetapi karena CINTA SEJATI, sebuah cinta yang tertransformasi dan terbuka pada cinta ilahi; sebuah cinta yang tidak dipuaskan melalui sentuhan fisik, melainkan melalui tatapan dan dekapan IMAN. 

 Ahkir cerita, Maria yang adalah orang terahkir mengenal dan mengikuti Yesus menjadi orang pertama yang menyaksikan kebangkitan Tuhan. Dalam cinta sejati yang terahkir selalu menjadi yang pertama. Maria yang masa lalunya menjadi korban pengkhianatan cinta, pada ahkirnya berubah menjadi MISIONARIS & PEMBAWA CINTA SEJATI. Demikianlah Narasi Cinta Maria Magdalena: Mencintai melampaui kematian…mencintai sampai pada Kebangkitan.

(Percikan Refleksi Selasa, 14-04-2020. Claretian House-Kupang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar