Sabtu, 04 April 2020

claret "4 april"

4 APRIL
A. CLARET
1850: Berangkat dari Vic ke Gerona untuk memberikan retreat bagi para imam; bersama mereka membuat penerimaan yang menentukan untuk Kuba: D. Paladios Currius. Juga memberi sebuah misi untuk umat.
1859: Membabtis secaraa meriah, di Gereja biara Encarnacion (Madrid), seorang islam dewasa, yang wali babtisnya adalah para raja.
1868: Pergi ke El Escorial untuk merayakan Pekan Suci di biara. Ini adalah perayaan Pekan Suci terahkir Claret di tempat ini.

B. KONGREGASI: DI PANAMÁ
Pada Desember 1923 tiba dari Kolombia P. Antonio Anglés di Panamá untuk melayani di kapela San Domingo, yang terletak di pusat ibukota kuno. Dicari juga sebuah residensi untuk para Misionaris dari misi Chocó yang sakit atau kelelahan. Dalam waktu singkat karya para Misionaris menyebar ke tempat yang lain, seperti kota Colómbo. P. Anglés dan dua rekannya yang mengikuti dan menemaninya diberi tanggungjawab beberapa gereja, penjara, rumah sakit, panti kusta, dan Katedral. Uskup Mgr. Guillermo Rojas memperlakukan mereka sejak awal sebagai seorang bapa yang baik. Rumah pertama di San Domingo lebih sederhana dibandingkan sebuah asrama,maka pada suatu kunjungan dia menasehati mereka: “Carilah rumah yang lain; kalian tidak bisa tinggal di sini”. Ahkirnya, setelah rumahnya direhab, para Misionaris tinggal di sana sampai tahun 1946, ketika secara definitif mereka dipindahkan ke Pastoran Gereja Cristo de Rey. Itu adalah awal kehadiran yang luarbiasa di zona Amerika Tengah, di mana pada tahun 1927 dibentuk menjadi sebuah Delegasi dependen di bawah Amerika Serikat, meskipun Kolombia sebagai pendiri dan pengirim para Misionaris.

C. TOKOH: GEORGE NEDUMPALAKUNNEL, CMF, Consultor General (1943-2007)
Salah satu dari Para Claretian pertama kewarganegaraan India, hasil karya dari P. Dirnberger dan Provinsi Jerman. Tahun 1962, bersama lima  rekannya, mereka berangkat dari Cochin menuju Jerman untuk memulai formasi claretian mereka. Mengikrarkan kaul pada tahun 1964 dan ditahbiskan di Roma pada tahun 1974. Di sana dia telah menyelesaikan studi teologi di Claretianum. Setelah menyelesaikan studi doktoral dalam Teologi Spiritual, dia kembali ke India, dimana ia memulai sebagai ekonom di Seminari Claretian di Malleswaram, Bangalore, kemudian diangkat menjadi superior di Kuravilangad. Tahun 1982 menggantikan P. Dinberger sebagai Superior Delegasi dari Propinsi yang baru. Tahun 1991 dipilih menjadi Consultor General Kongregasi, dialah orang Asia pertama yang menjadi anggota Dewan General. Setelah menyelesaikan etapa ini,dia pindah ke Amerika Serikat, dimana dideteksi kanker otak yang akan menyebabkan hidupnya terancam. Hari-hari terahkir hidupnya dilalui di rumah Kuravilangad (Kerala, India) dimana dia menghembuskan nafasnya pada tanggal 4 April. Dia memiliki sebuah visi yang jelas dan sebuah rasa peka yang besar akan tanggungjawab dan pengabdiaan. Dia memberi stabilitas kepada kehadiraan Kongregasi di India dan mampu mengkonsolidasikannya dengan kokoh.

D. POIN PENTING: KEGEMBIRAAN ATAS KEMISKINAN TERCINTA
Saya selalu ingat bahwa Yesus telah menjadi miskin. Ia mau lahir miskin, hidup secara miskin, dan mati dalam kemiskinan total. Saya juga ingat akan Maria Tersuci yang selalu ingin hidup miskin. Selain itu saya ingat Para Rasul meninggalkan segala sesuatu untuk mengikuti Yesus Kristus. Kadang-kadang Tuhan membuat saya merasakan akibat-akibat kemiskinan tetapi hanya untuk sebentar saja. Lalu saya terhibur dengan apa yang saya butuhkan. Kegembiraan yang aku alami dengan kemiskinan begiu besar. Kegembiraan orang kaya dengan segala kekayaanya tak sebanding dengan kegembiraan hatiku dengan kemiskinan yang terkasih (Aut. 363).
Saya melihat bahwa kebajikan kemiskinan yang kudus tidak hanya berguna membangun akhlak orang dan mengentaskan penyembahan berhala pada emas, tetapi juga membantu saya untuk lebih rendah hati… Selain dari pengalaman, saya terkesan dengan perbandingan berikut: kebajikan-kebajikan itu ibarat tali kecapi atau alat dawai lainnya: kemiskinan adalah tali yang pendek dan tipis dimana semakin pendek talinya, semakin tinggi bunyinya. Jadi semakin pendek kenyamanan hidup semakin tinggi kesempurnaan yang diraih… (Aut. 370).

E. REFLEKSI PRIBADI
• Apakah pernah ada moment-moment dimana engkau mengalami akibat-akibat dari kemiskinan apostolik? Bagaimana reaksimu?
• Apakah mungkin itu adalah konsumismo? 
• Apakah anda setuju dengan Claret ketika mengafirmasi bahwa kemiskinan adalah tali yang memberi nada hidup misioner?

F. KATA-KATA INSPIRATIF: “Siapa yang telah meletakaan semuanya di tangan Allah supaya dapat menjadi instrumen yang efektif bagi pembangunan Kerajaan Allah, tidak seharusnya ragu ditempatkan di batas-batas geografis, sosial dan cultural evangelisasi (Josep M. Abella, Misioneros, p. 57). #pydsj

1 komentar:

  1. saya tertarik bagian misi Panama. ada sebuah kutipan yang mengelitik hati saya. yaitu soal "carilah rumah lain". pada bagian D , diulas juga tentang KEGEMBIRAAN ATAS KEMISKINAN TERCINTA. bagian ini pun diakhiri dengan sebuah kutipan dari aut. AMC 370. kalimat terakhir itu dimulai dengan kata jadi, " jadi semakin pendek kenyamanan hidup semakin tinggi kesempurnaan yang diraih..." kata jadi tentu merupakan sebuah kesimpulan atau sebuah penemuan akan sesuatu. entah penemuan itu berkelanjutan ataukah tinggal tetap. REFLEKSI saya bertolak dari kata KENYAMANAN, yang ditulis setelah kata jadi pada kalimat terakhir bagian D. apakah kenyamanan itu membuat kita aman? atau saya balik. apakah dengan adanya penjaga keamanan lantas membuat kita nyaman tinggal dalam penjagaan?. Berhadapan dengan situasi terkini, covid 19 membuat kita cemas. semua dianjurkan berdiam di rumah. secara kompak rumah pun jadi tempat ternyaman, termasuk untuk orang yang suka hilang dari rumah. lantas ada yang berkata " carilah rumah lain ". rumah pertama adalah rumah hati. rumah kedua adalah rumah kita tidur dan berkumpul bersama keluarga atau komunitas. rumah ketiga adalah BUMI. saya tentu tak bisa menggantikkan rumah pertama dengan apapun. rumah kedua bisa diganti. rumah ketiga bisa jadi akan ada nanti. kemiskinan yang dialami, termasuk peristiwa pandemi covid sepatutnya membuat harapan kita semakin besar. kemiskinan yang tidak mengarahkan diri pada TUHAN adalah kesesatan dalam miskinnya pribadi. jika TUHAN yang menjaga rumah, maka amanlah semua didalamnya. ditangan Allah, kita anak muda bisa jadi instrumen KA.

    salam
    odan

    BalasHapus