Jumat, 14 Februari 2020

claret "14 February

14 FEBRUARI
A) CLARET
1846. Ia memulai sebuah misi di Valls (Tarragona).
1860. Ia menghadiri acara yang dipimpin oleh nuncio di St. Isidorus (Madrid) sebagai ucapan syukur atas kemenangan dalam perang di Afrika.
1868. Pengelolaan pertanian El Escorial mengakibatkan setiap hari melahirkan kekesalan baru. Mereka telah menjual ke Balai Kota sebuah rumah yang dimiliki oleh biara di Madrid untuk membayar properti lain dengan uang hasil penjualan tersebut.

B) KONGREGASI: pelayanan pendidikan
Ketika otoritas sipil Spanyol pada tahun 1885 memberikan otorisasi kepada Kongregasi untuk mengajar, sudah ada sekolah di Segovia (1884), Toluca (1884), Grace (1885), dan pada tahun-tahun berikutnya dibagun juga di rumah-rumah lain seperti Zafra, Alfaro, Calatayud, Medina de Rioseco, Las Palmas, Santa Cruz de Tenerife, dll. Seperti yang sudah kita katakan sebelumnya, P. Claret menulis kepada P. Xifré pada tahun 1869 sambil menyatakan persetujuannya untuk terbuka kepada pendidikan, dan ia telah memikirkan bahwa para bruder dapat melaksanakan pelayanan ini, tetapi P. Xifré yakin bahwa lebih baik mengutus para Imam juga. Pada awalnya, P. Xifré tidak terlalu antusias dengan ide itu, dengan pertimbangan bahwa kerasulan kita harus berkonsentrasi pada pewartaan (berkotbah). Mungkin ini adalah salah satu alasan dari meningkat kuatnya jumlah Bruder dalam tahun-tahun itu: restrukturisasi bangunan-bangunan lama dan pendidikan. Memang, anda dapat melihat dalam statistik seperti pada tahun delapan puluhan dan sembilan puluhan pada abad XIX terdapat lebih banyak Bruder daripada Pater dalam Kongregasi. 

C) TOKOH: Leoncio Fernández, CMF; Vikaris Apostolik dari Fernando Póo (1892-1957)

Tosos (Zaragoza, Spanyol). Diutus ke Misi-Misi di Fernando Póo pada tahun 1917, mottonya adalah: Saya akan menghabiskan diri saya dan saya akan memberikan diri saya sampai selesai demi jiwa-jiwa kalian. Segera P. Nicolás González menginginkan dia di sisinya untuk melakukan kunjungan ke misi di Bata. Dan di sana ia menetap. kemudian ia dipilih sebagai superior Rio Benito dan Bata. Karena ia sangat fasih menguasai bahasa Fang, ia segera mulai memasuki benua Asia untuk mencari  pendirian-pendirian baru. Pada tahun 1930 ia diangkat menjadi anggota Pemimpin Provinsi dan harus pindah ke Santa Isabel. Dan dari sana ia ke Spanyol ketika menerima pengangkatannya sebagai Vikaris Apostolik. Ia tahbisan Uskup di Barcelona. Dia adalah seorang reformator yang hebat dalam segala hal, juga dalam aspek material, dan ia mendirikan misi-misi di Ebebiyin dan Akonibe. Dia menggerakkan panggilan-panggilan orang asli setempat. Pemerintah Spanyol menggelarinya dengan Salib Isabel Katolik dan Salib Afrika. Ia adalah seorang uskup yang miskin, suka beramal, dan berbelas kasih.

D) POIN PENTING: Pelayanan Sabda

Pada “temporas” (perayaan yukur dan persembahan pada akhir musim lama dan awal musim baru) St. Tomas pada tahun yang sama 1834, saya menerima diakonat. Pada saat tabisan, Bapak Uskup menyampaiakn pernyataan Pontifikal yang dikutip dari Rasul St. Paulus: Perjuangan kita bukan saja melawan daging dan darah, melainkan juga melawan pemerintah-pemerintah dan para penguasa, melawan kekuatan kegelapan dunia ini ... pada saat itulah Tuhan memberi saya pengertian yang jelas tentang makna roh-roh jahat yang saya lihat dalam godaan yang sudah saya sebutkan pada bab sebelumnya (Auto 101).

E) REFLEKSI PRIBADI

Dalam tahbisan diakonatnya Claret memahami bahwa Allah menjadikannya sebagai pelayan Sabda.
1. Seberapa pentingkah Sabda Allah dalam hidup Anda?
2. Apakah pelayanan Anda terfokus pada pewartaan Sabda Allah?
3. Bagaimanakah sikap "diakonia" Anda saat ini?

F) KATA-KATA INSPIRATIF

"Keterbatasan sumber daya alam, beberapa di antaranya tidak, seperti yang biasa disebut, terbarukan/dapat diperbaharui. Menggunakan semuanya itu seolah-olah bahwa semua itu tidak dapat habis, dengan dominasi absolut, sangatlah membahayakan ketersediaannya di masa depan, tidak hanya bagi generasi sekarang, tetapi terutama bagi generasi masa depan. "(Yohanes Paulus II, Sollicitudo rei Socialis, 34).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar