Jumat, 21 Februari 2020

claret "21 February

21 FEBRUARI
A) CLARET
1853. Claret bepergian, hari ini dan esok, dari Saltadero ke Baracoa (Kuba), dengan jalurnya yang terkenal melalui Las Cuchillas.
1857. Ia memulai kunjungan dan misi di Baracoa (Kuba), yang akan berlangsung hingga tanggal 5 Maret.
1864. Claret memulai sebuah misi di paroki San Andrés (Madrid).

B) KONGREGASI: KRONIK KONGREGASI
Dalam Arsip Umum Kongregasi, dan di antara surat-surat P. José Xifré, terdapt sebuah Kodeks yang amat berharga berjudul Crónica de la Congregación (Kronik Kongregasi) Putra-Putra Hati Tak Bernoda Maria.  Manuskrip ini, bersama Catatan-Catatan yang tidak diterbitkan dari P. Jaime Clotet, sudah cukup untuk membanggakan sebuah Institusi, karena sedikit saja atau tidak ada sama sekali Institusi yang memiliki kegembiraan oleh karena mempunyai kronik-kronik yang ditulis oleh para pendirinya dengan salinan data yang diregistrasi dalam kronik-kronik kita. Tidak ada kesaksian yang lebih berwewenang yang diberikan mengenai kebajikan-kebajikan Bapa Pendiri kita atau pun mengenai Penyelenggaraan Allah melampaui Kongregasi. P. Xifré mulai menulis Crónica histórica de la Congregación  [Kronik Sejarah Kongregasi] ini pada tanggal 13 Januari 1893, di atas kapal Inggris, Mendoza dalam pelayaran di perairan Pasifik dari Panama ke Guayaquil. Tidak diketahui kapan selesai penulisannya. Naskah itu diedit untuk pertama kalinya dalam Annales tahun 1915. Ada dua bagian: yang pertama tentang Bapa Pendiri dan asal mula Kongregasi, dan kedua mengenai perkembangannya sampai tahun 1885.


C) TOKOH: GIOVANNI BRUNELLI; Nuncio di Spanyol (1795-1861)

Roma (Italia). Delegatus Apostolik Tahta Suci di Spanyol sejak tahun 1847. Ia kemudian diangkat  menjadi  Nuncio Apostolik pada tahun 1948. Ratu Isabela II memberinya Salib Besar Carlos III. Ia berhasil mengatasi persoalan tahta-tahta lowong, dan bersama Bapak José Domingo Costa y Borrás ia menyiapkan Concordat antara Tahta Suci dan Spanyol pada tahun 1851. Ia menjadi Kardinal pada tahun 1853 dan Prefek Kongregasi Suci untuk urusan Studi. Ia meninggal di Osimo (Italia). Ia menjabat sebagai Nuncio ketika Claret diangkat menjadi Uskup Agung Kuba dan dia jugalah orang yang mendesak agar Claret menerima posisi itu dan untuk mengatasi situasi dimana Kongregasi yang baru lahir ditinggalkan. Dari tangannya Claret menerima Pallium Uskup Agung. Pada perjalanan bersama Ratu ke Andalusia pada tahun 1862, Nuncio ikut serta, ia dapat mengamati P. Claret dari dekat di tengah-tengah kemegahan, agitasi, perjamuan, resepsi. Ekspresi yang digunakan dalam frasa singkatnya adalah: Yang Mulia Tuan Uskup Agung Claret adalah seorang santo; tetapi seorang santo Catalán.

D) POIN PENTING: DAMPAK MISI

“Sesungguhnya, Aku membuat engkau menjadi papan pengirik yang tajam dan baru, dengan gigi dua jajar; engkau akan mengirik gunung-gunung dan menghancurkannya, dan bukit-bukitpun akan kaubuat seperti sekam” (15). Dalam kata-kata ini Tuhan mengilhami saya tentang dampak yang ditimbulkan oleh kotbah dan misi yang Ia sendiri percayakan kepada saya. “Gunung-gunung” maksudnya adalah mereka yang arogan, rasionalis, dll., dll., dan “bukit-bukit” mewakili mereka yang penuh nafsu, bukit-bukit tempat semua orang berdosa akan lewat. Saya akan membantah dan meyakinkan mereka dan itulah sebabnya Tuhan mengatakan kepada saya: Engkau akan menampi mereka, lalu angin akan menerbangkan mereka dan badai akan menyerakkan mereka, dan Engkau akan bersorak-sorai dalam Tuhan dan akan bersukacita dalam Yang Kudus, Allah Israel (16) (Auto 117).

E) REFLEKSI PRIBADI
1. Apakah Anda merenungkan dengan sering bahwa Anda adalah alat Tuhan untuk menyampaikan pesan kehidupan bagi umat-Nya?
2. Pernahkah sesekali Anda merasakan dampak dari kehidupan misioner Anda?
3. Apa tantangan paling sulit yang Anda temui dalam misi Anda?
4. Kata-kata dan tanda-tanda apa yang menyertai khotbah Anda?

F) KATA-KATA INSPIRATIF

“Kita menjadi ahli waris generasi yang lalu dan kita memperoleh manfaat dari karya orang sezaman kita, kita mempunyai kewajiban terhadap semua orang dan  kita tidak dapat mengabaikan kesejahteraan mereka yang akan datang untuk lebih meningkatkan kekerabatan bangsa manusia” (Paus Paulus VI, Populorum Progressio, 17).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar