Jumat, 31 Januari 2020

Claret "31 januari"

 


31 JANUARI
A) CLARET
1847. Hari ini, atau suatu hari sebelumnya, Claret dikecam oleh Miguel Rivas, pendiri heresi atau delusi terkenal dari Alforja (Tarragona).
1849. Claret melanjutkan misi di Tejeda (Gran Canaria) yang dimulai pada hari sebelumnya. 
1866. Claret melaporkan pemulihan kesehatan Pastor kapelan Tn. Carmelo Sala, bahwa selama satu bulan ia berada di rumah orang tuanya, dan mengumumkan kepulangannya dalam waktu dekat. 

B) KONGREGASI: Pendirian di Barbastro
P. Diego Gavín menjelaskan kepada P. Jendral mengenai keuntungan membuka sebuah pendirian di Barbastro. Hanya kita mengetahui bahwa P. Xifré menetapkan tiga syarat yang diperlukan untuk sebuah pendirian baru: sebuah pendirian baru haruslah jauh dari pusat kota, hendaknya sebuah rumah dengan beberapa penyewa lainnya, yang kepadanya kita dapat mempercayakan bagian rumah kita jika diperlukan, dan ketiga, haruslah ada taman untuk para Pater. Rumah lama di Jaca ditinggalkan dan membuat langkah-langkah yang tepat di Barbastro pada tahun 1869, rumah dapat didirikan di jln. La Seo dengan kehadiran P. Gavín dan P. Homs. Di sana dibangun sebuah gereja pertama di Spanyol yang didedikasikan kepada Hati Maria; masih ada sampai hari ini. Masuknya beberapa anak-anak dan remaja ke dalam rumah ini juga merupakan awal dari para postulan dalam Kongregasi, yang kepada mereka P. Xifré menulis Aturan pertama pada tahun 1876. Rumah inilah yang kemudian menjadi sebuah contoh bagi seluruh anggota Kongregasi, oleh karena ke-51 martirnya yang meninggal dalam perang sipil Spanyol dan yang dibeatifikasi oleh Paus Yohaens Paulus II pada bulan oktober 1992.

C) TOKOH: Leandro González, CMF; Misionaris Pewarta (1851-1903)
Nava del Rey (Valladolid, Spanyol). Pewartaan P. Clemente Serrat di kampungnnya mendorong dia kepada hidup Claretian. Ia merasa senang berkenalan dengan P. Claret di Segovia. Ia menjalani masa novisiat di Vic di bawah bimbingan P. Villaró dan P. Genover. Kemudian ia mendedikasikan dirinya dalam pewartaan. Sampai mereka memanggilnya Rasul dari Valle de Mena (Rasul Lembah Mena). Pada Kapitel Umum tahun 1895 ia diangkat menjadi Konsultor Provinsial. Meskipun masih dalam keadaan sakit, Uskup Santander memilihnya menjadi Dewan Imam dan visitor untuk biara-biara di Keuskupan. Ia juga masuk dalam pertimbangan besar orang-orang yang berpengaruh dan dermawan yang bermurah hati seperti D. Victoriano Zabalinchaurreta atau Marqués del Arco y de Quintanar. Ia meninggal di Segovia pada tanggal 27 januari. P. Isaac Burgos secara pribadi menulis sebuah nekrologi (berita kematian) singkat tentang dia dalam Anales. 

D) POIN PENTING: Kekuatan Terselubung dari Kehendak Allah
Tetapi betapa tak terselami jalan Tuhan!... Sekalipun saya sudah sangat senang dengan pabrikasi dan sudah membuat kemajuan didalamnya seperti yang sudah saya katakan, saya tidak tahu bagaimana mengambil keputusa. Di dalam hati saya merasakan sebuah kejijikan untuk memapankan diri (menetap) dan membahayakan kepentingan-kepentingan Ayah saya. Saya mengatakan kepadanya bahwa menurut saya waktunya belum tiba, saya masih muda, dan apalagi, berbadan kecil, para pekerja tidak akan mengikuti perintah saya. Ia menjawab bahwa saya tidak perlu peduli akan hal itu, karena orang lain akan mengurus para karyawan; saya hanya bertanggungjawab memperhatikan segi kepemimpinan dalam pabrik… Saya tetap mengelak dengan mengatakan bahwa nanti kita akan lihat lagi di kemudian hari, karena untuk sekarang ini saya tidak merasa tertarik. Keputusan saya ternyata sesuai dengan rencana Tuhan. Sesungguhnya saya belum pernah menentang rencana-rencana ayah saya. Inilah yang pertama kalinya saya membantah kehendaknya, karena kehendak Allah menginginkan hal lain dari saya, Ia menghendaki saya menjadi imam dan bukan usahawan, meskipun pada waktu itu saya tidak memahami dan tidak memikirkan hal tersebut (Auto 64).
Pada waktu ini genaplah dalam diriku apa yang dikatakan Injil: bahwa duri-duri telah menghimpit gandung yang baik… (Auto 65).

E) REFLEKSI PRIBADI
1. Apakah pernah ada saat-saat dimana hidup Anda bisa saja mengikuti jalan lain?
2. Apakah ada seseorang dari keluargamu yang telah menjadi penolong atau penghambat dalam proses panggilan Anda?
3. Renungkanlah bagaimana Allah telah menuntun hidup Anda tanpa Anda sadari. 

Panggilan adalah sebuah karunia yang diterima, sebuah proses, sebuah sumbangan, sebuah krisis, sebuah jalan panjang, sebuah disermen yang perlahan… Lanjutkanlah frase ini sesuai dengan pengalaman pribadimu….


F) KATA-KATA INSPIRATIF
“Norma terakhir dari hidup religius adalah mengikuti Kristus, sama seperti apa yang dianjurkan Injil, semua Tarekat hendaknya memandang hal itu sebagai pedoman tertinggi” (Perfectae Caritatis, 2.a.).

Kamis, 30 Januari 2020

Claret "30 januari"


30 JANUARI
A) CLARET
1862. Claret memberitahu Tn. Dionisio González mengenai sejumlah besar pohon pir berkualitas tinggi nan unik dari Barcelona untuk ditanam di El Escorial.
1862. Ia menulis kepad P. Xifré mengenai krisis panggilan dari seorang misionaris, tentang sedikitnya pekerjaan nyata dari mereka yang di Gracia, dan mengenai besarnya stipendium misa yang akan diterima oleh tiga komunitas dalam Kongregasi dari El Escorial. 
1863. Ia memulai serangkaian Latiha-Latihan Rohani kepada para ibu di Gereja Monserrat (Madrid).

B) KONGREGASI: Pendirian Pertama di Amerika
Baik pendirian di Argel maupun di Chile keduanya dibuat dengan persetujuan Bapa Pendiri. Pendirian di Chile merupakan sebuah usulan dari Romo D. Santiago de la Peña, yang sebelumnya telah membangun kapela dan ia ingin agar peribadatan dilestarikan. Pada tanggal 13 desember 1869 para misionaris pertama berangkat menuju Santiago Chile. Yang memimpin adalah P. Pablo Vallier. Ada masalah dengan D. Santiago, dia memprovokasi permusuhan di tengah umat. Mereka membatalkan kontrak dan, seminggu setelah mereka tiba, mereka mengubah residensi mereka. P. Xifré mengunjungi mereka, satu kali ketika mereka ditempatkan di Kapela Belen; dan ia datang untuk melakukan tiga kunjungan kepada mereka selama bertahun-tahun. P. Vallier mengembangkan Kongregasi dengan mendirikan juga di Serena pada tahun 1873; dan dia diangkat menjadi Visitor pada tahun 1876. Pada tanggal 16 november 1869, Claret menulis sambil menyatakan kepuasaannya kepada Xifré untuk misi di Chile; dan mengatakan kepadanya bahwa ia sebenarnya senang pergi ke la vina joven (kebun anggur muda) Amerika. Ini merupakan pendirian pertama di Amerika, dan yang pertama bertahan lama di luar Eropa.
 
C) TOKOH: Pedro Mulleras, CMF; Misionaris dan Pewarta (1843-1900).
Olot (Gerona, Spanyol). Sahabat karib dari P. Ramón Fluviá. Keduanya melamar masuk seminari Claretian di Prades. Yang diterima P. Fluviá, namun ia tidak dengan tiga alasan: ia sudah tua, ia telah menjadi tentara liberal, dan ia pernah menjadi aspiran di Kongregasi Escolapios. Akhirnya, ia diterima dan keduanya masuk dalam Kongregasi. Ia berbakat dalam pewartaan. Ia cemerlang dan sosok yang baik. Namun terutama ia menonjol dalam kualitas moral dan spiritual. Ia mendirikan rumah-rumah di Alagón dan Lérida. Dan ia sangat berpengaruh dalam akuisisi Universitas Cervera. Juga ia adalah superior pertama di rumah di Ciudad Real di mana ia meninggal pada tanggal 29 januari. Ia ikut serta dalam Kapitel Umum tahun 1895 dan ikut serta dalam pertimbangan yang berpuncak pada pembagian dalam Provinsi-Provinsi. Demikianlah diungkapkan oleh P. Aguilar: P. Mulleras, yang praktik-praktik kesuciaannya seperti malaikat, berhati besar, sebuah hati yang sungguh kebapaan. Tetapi di mana saja dia berada, ia memenangkan simpati semua orang.  

D) POIN PENTING: Penaklukan akan ketenaran

Tersebar di seluruh Barcelona ketenaran akan keterampilan yang Tuhan telah berikan kepada saya dalam hal pabrikasi. Hal inilah yang menjadi alasan beberapa orang menghubungi ayah saya dan mengatakan kepadanya rencana untuk membentuk perusahan bersama dan membuka pabrik kami sendiri. Ide ini sangat menggiurkan ayah saya, karena memberi kontribusi kepada perkemabangan yang lebih besar bagi pabrik yang telah dimilikinya; dia memberitahukan kepada saya dan menunjukkan berbagai keuntungan yang mungkin akan diperoleh dan kekayaan yang disediakan bagi saya (Auto 63).

E) REFLEKSI PRIBADI
1. Apakah Anda pernah bermimpi akan kesuksesan dan ketenaran? Apa jenisnya?
2.  Apakah Anda pernah menerima tawaran yang menggiurkan dalam hidupmua?
3. Bagaimana Anda menemukan bahwa kemuliaan Allah yang lebih besar adalah mengikuti Kristus? 
4. Gambaran yang saya miliki tentang diriku adalah….
5. Gambaran yang dimiliki orang lain tentang saya adalah…
6. Gambaran yang saya berikan kepada sesama adalah…

F) KATA-KATA INSPIRATIF
“Pada setiap orang kudus memiliki keterbatasan manusiawi yang adalah kebodohan jika ingin menirunya. Dan bahkan di antara ekspresi-ekspresi positif dari spiritualitasnya selalu ada beberapa yang sangat terkait erat dengan sebuah keadaan sekitar atau dengan sebuah karakter tertentu, yang secara praktis tidak dapat ditransfer” (Juan M. Lozano, Un místico de la acción < Seorang mistikus aksi>, hal. 32).

Rabu, 29 Januari 2020

Cultural Night AEYG 2019 + CF, AMC WEST TIMOR





AMC WEST TIMOR

Cultural Night AEYG 2019  + CF,

Dare - Timor Leste, 5 - 11 August 2019



https://www.youtube.com/watch?v=TO7pCM7v1Ws


claret "29 januari"


29 JANUARI
A) CLARET
1849. Ia menyelesaikan sebuah misi di Tirajana (Gran Canaria) dan prosesi berlanjut ke Tejeda. 
1861. Ia mengunjungi ladang di El Piul, milik El Escorial dan sudah rusak parah oleh luapan sungai Jarama. 
1867. Ia memberi instruksi kepada Tn. Dionisio González mengenai pamflet - laporan tahunan seminari dan kolegio di El Escorial, seraya membuat spesifikasi bahwa ada mata pelajaran Bahasa Ibrani, Arab, Latin, Jerman, Inggris, Italia, Prancis, dan musik vocal dan instrumen. 

B) KONGREGASI: Pendirian di Argel
Kekhawatiran P. Xifré adalah soal expansi, situasi-situasi yang dihadapi dan pertumbuhan anggota dalam Kongregasi. Pendirian pertama di Argel, wilayah dependen Prancis. Pada tanggal 4 oktober 1869 para Pater Pedro Alibés, José Quintana, Bernardo Bech, dan Bruder Felipe Gómez (sekali lagi sebuah komunitas campuran) mereka pergi ke daerah itu, diundang oleh Mgr. Charles Lavigerie (1825-1892), pendiri serikat Padres Blancos (1868). Di sana mereka menghadapi banyak kesulitan, kekurangan lapangan pekerjaan, lingkungan yang tidak bersahabat, termasuk dari pihak Prelatus, pribadi yang terlalu ceroboh sehingga memberikan ekskomunikasi dengan sangat gampang dan tanpa kecuali ekskomunikasi juga diberikan kepada para misionaris sendiri. Meskipun Pengacara dari Republik Argelia melindungi mereka, namun karena segalanya menjadi semakin sulit, juga dalam aspek ekonomi, mereka meninggalkan pendirian (rumah di Argel) pada tahun 1888. Inilah pendirian pertama di Afrika, masih dalam kehidupan Bapa Pendiri, dan juga satu dari berbagai upaya awal untuk membuat proyek misi Claretian melalui pendidikan. Sebuah contoh pencermatan <disermen> yang baik dalam situasi yang merugikan. 

C) TOKOH:  Félix Alejandro Cepeda, CMF; Provinsial Pertama Cataluña (1854-1930)
La Serena (Chile). Ia ditabiskan sebagai imam diosesan. Pada tahun 1887, setelah mendengar sebuah diskursus tentang Hati Maria di Gereja para Misionaris Claretian di La Serena, ia memutuskan untuk masuk dalam Kongregasi. Ia sudah di Spanyol, ketika Kongregasi dibagi ke dalam Provinsi-Provinsi, ia dipilih oleh P. Xifré menjadi Superior Provinsi Cataluña pertama. Ia juga menjadi Visitor dan Superior Wakil Provinsi Meksiko dan Amerika Serikat. Di Meksiko ia mendirikan majalah Maria: La Esperanza. Didirikannya juga rumah-rumah di Querétaro, San Gabriel, Tepic, Los Angeles, La Condesa, Yuma dan Prescott. Kembali ke Spanyol, tahun 1920 ia dipilih menjadi Konsultor Jendral setelah kematian P. Isaac Burgos. Ia menemani P. Martín Alsina dan P. Nicolas García dalam kunjungan-kunjungan ke Amerika dan Guinea Ecuatorial, terlepas dari umurnya yang sudah lanjut. Ia menulis banyak karya, antara lain Ananías, dan biografi dari Br. Mariano González dan Maria Antonia Paris. Ia meninggal di Madrid, jauh dari tanah airnya tercinta, Chile.

D) POIN PENTING: Kesiapsediaan Membantu
Mengenai Pabrikasi, saya tidak hanya sangat pandai dalam memahami pola-pola, seperti yang sudah saya katakana, melainkan juga terampil dalam merangkai peralatan tenun; karena itu beberapa pekerja meminta bantuan kepada saya untuk memasang alat-alat mereka, karena mereka selalu gagal, dan saya selalu berusaha membahagiakan mereka, dan karena itulah mereka sangat menghormati dan mencintai saya (Auto 62).

E) REFLEKSI PRIBADI
1. Apakah Anda menempatkan karunia dan kemampuan Anda demi melayani orang lain? 
2. Dengan sikap roh apakah Anda memberikan bantuan bagi mereka yang meminta kepadamu?
3. Bagaimana Anda menilai kesiapsediaanmu?
4. Hidup bagi orang lain berarti bersedia. Apakah Anda hidup seperti ini? Apakah mereka melihatmu demikian? 

F) KATA-KATA INSPIRATIF
“Kongregasi, merasa <memahami> dirinya sebagai karya Maria, ia mengalami keamanan, kepercayaan, dorongan misioner…. Keputraan Maria adalah sebuah tanda esensial dari karisma misioner kita” (Aquilino Bocos Merino, Herencia y profecia <Warisan dan nubuat>, 23).

Selasa, 28 Januari 2020

JO -"AEYG 2019 + CF"-








Hallo ....
AMC (Anak Muda Claretian),
Kaum Muda Generasi Milenial.

Saya Jo,
dari AMC West timor Indonesia.

Saya megucapkan terimakasih kepada Komunitas Seminari Claretian Indonesia Timor Leste, AMC (Anak Muda Claretian) West Timor (Regio Kupang), Orang Tua AMC dan Claretian Family yang telah mempercayai saya untuk mengikuti kegiatan AEYG 2019 + CF (Claretian Family) di Dare Dili Timor Leste, 05 Agustus  sampai dengan 11 Agustus  2019.
Ini merupakan suatu kebagaan dan kebahagiaan untuk saya, keluarga dan Komunitas saya untuk keikut sertaan dalam kegiatan ini.
Kegiatan ini dilaksanakan setiap 2 Tahun sekali, dimana kegiatan pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015 di Quenzon City, Philippines, With a theme “Meet Him In The Cloud”. Untuk kegiatan yang kedua dilaksanakan di Jogyakarta, Indonesia, With the Theme “Be Witnesses of The Joy of The Gospel in Diversity”. dan pada Tahun ini merupakan kegiatan yang Ketiga dengan Tema AEYG 2019 + CF “The Solidarity Of Christ Impels Us: Go, Sell, Share dan Follow”.
sebelum saya bersama peserta AMC West Timor mengikuti kegiatan AEYG 2019 + CF di DARE Dili Timor Leste, kami sempat membuat tiga kali pertemuan pesrsiapan untuk kegiatan ini, pertemuan pertama dilaksanakan di Regio Weluli Atambua, pertemuan Kedua di laksanakan di Regio Kupang Kota Kupang dan pertemuan ketiga di Regio Oenopu Kefamenanu. Kegiatannya berupa persiapan, kelengkapan, gambaran – gambaran dan materi yang terkait kegiatan tersebut serta penampilan animasi dan budaya yang akan ditampilkan di Dili.
Saya juga Mengucapkan Terimakasi Lagi Untuk Panitia AEYG 2019  + CF Dare – Dili, Timor Leste yang telah mempersiapkan kegiatan ini sangat baik dan luar biasa dari hal teknis sampai dengan nonteknis serta Pemerintah Negara Republik Timor Leste yang telah membantu melancarkan Kegiatan ini.

Kegiatan hari pertama  kami semua perserta AEYG 2019 + CF kecuali Tuan Rumah menanti di Paroki Aimutin Dili. Kami semua peserta di sambut sangat Antosias Oleh Panitia di Pintu Lintas Batas Timor Leste (Batu Gede), segala Administrasi Kami telah dipersiapkan oleh panitia terutama Pemeritah Negara Republik Timor Leste.

Kami disambut dengan pelukan hangat oleh penitia yang telah bekerja keras untuk kami dan kegiatan ini, kami diberangkatkan ke lokasi kegiatan dengan menggunakan 3 Bus serta mobil panitia dan patroli yang mengiringi dalam perjalanan kami.

Ini pengalaman saya berpergian keluar negeri  dengan berkumpul disalah satu tempat dengan semua rombongan peserta seASIA lalu bersama sama berangkat ketempat tujuan
dan ini perjalanan pertamaKu bahkan teman – teman yang lain juga, kami sangatlah senang dengan perjalanan kami menuju kota Dili yang ditemani pemandangan/pesona hutan dan pantai sepanjang perjalanan kami, tak kalapenting juga kami di sambut dan di irigi oleh Polisi Timor Leste, jadi perjalanan rombongan kami sebagai tamu yang Istimewa dalam perjalanan ke kota Dili dan Selama Kegiatan Kami Berlangsung.
Perjalanan memakan waktu kurang lebih 5 jam, namun semuanya tidak terasa ketika aroma dan lampu kelap kelip Kota Timor Leste terlihat dari jauh, apalagi ketika sampai di Paroki Aimutin Dili kami telah di tunggu oleh teman – teman AMC Timor Leste untuk bersama sama ke DARE tempat kegiatan kami
Dalam perjalanan ke Dare kami di hibur oleh pesona Kota Dili dengan ribuan bahkan jutaan lampu yang berkelap kelip, dikarenakan Dare terletak di daerah ketinggian. Sesampainya di Dare kami disambut meriah oleh panitia mulai dari tari –tarian, sambutan dan pengalungan selendang tenun yang membuat kita semua menjadi lebih bersama dalam ikatan kekeluargaan yang Solidarity.
Setelah kegiatan penyambutan kamipun dibagikan peralatan (Baju, Buku, Bolpint, Botol Air, Tas, Selendang dan GudiBag) dan kamar selama kegiatan
Dalam pembagian kamar kami diacak agar mendapat teman sekamar yang berbeda negara, saya mendapatkan teman dari AMC Aimutin Dili Timor Teste dan Namanya ANDREW BARRETO.
Biasa disapa Andrew, kuliah jurusan Hukum Internasional Semester 1 di Universitas Negeri Republik Timor Leste, anaknya sedikit kocak kata orang kupang, namun orangnya sangat baik dan pinter.

Selain itu saya juga mendapat teman tetangga kamar yang sangat baik juga, namanya ROBERTO JOAO BOSCO SALSINHA SOARES.
Biasaya disapa Roberto, masih sekolah di SMA ENSINO SECUNDARIO CRISTAL, orangnya sangat baik, pinter, cepat akrap dan hobbynya sangat banyak mulai dari Sepak Bola, Bermain Musik, Bernyayi, Melukis, Model dan masih banyak lagi.



Pada hari kedua acara serimonial yang di buka oleh Bapak Uskup Dili Mgr. Virgilio Do Carmo Da Silva SDB, sangatlah meriah dengan nyayian dan tarian tradisional, dalam hari tersebut kami juga sangat senang dikarenakan kami bisa berjumpa serta menari bersama Bapak Uskup sebelum sesi materi berlangsung yang dibawakan oleh Beliau Sendiri.
Dalam materi tersebut kami diberikan informasi, pemahaman, gambaran dan mengajak kami anak muda Katolik mempunyai peran yang sangat penting dalam sebuah perubahan (lingkungan, sosial dan sebagainya) untuk menjadi lebih baik dengan berdasarkan Kasih dan cinta. Kaum muda harus memiliki rasa Solidarity yang sangat kuat sehingga perubahan tersebut bisa berjalan sesuai Cinta dan Kasih Kristus.
Pada sesi diskusi berikutnya saya juga sangat senang bisa berjumpa dengan Menteri Pendidikan dan Pemuda Olahraga Republik Timor Leste, beliau merupakan salah satu tokoh yang digemari oleh kaum muda Timor Leste karena inovasinya dalam dunia pendidikan, dalam diskusinya bagaimana kita diajak menjadi agen perubahan baik ditempat kerja/aktifitas, membangun/bentuk suatu perubahan dan mengenal diri kita sendiri untuk merubah lebih baik lagi.
Pada hari ketiga kami semua peserta diajak untuk merenungkan TALENTA, MORAL, SPIRITUAL dan KEHIDUPAN dalam kehidupan sehari – hari kami yang mencerminkan solidarity. Kami dibagikan dalam kelompok kecil yang teriri dari 4 sampai 5 orang, pada kelompokKu terdiri dari Rita Macau, Antonio Timor Leste dan Mark Philippines. Dalam diskusi tersebut kami beragam dalam topik ada yang Talenta, ada juga yang Spiritual dan tema yang lainnya, namun kami mengambil kesimpulan semuanya patut disyukuri dengan begitu kita semakin belajar, jangan pernah menyerah.
Dalam sesi berikutnya berbagai makna dan ungkapan dari kata solidaarity yang disampaikan oleh peserta berupa Solidarity adalah Impati, energi, spirit dan masih banyak lagi ungkapan yang diutaran, yang mengajak kita dalam hal ini kaum muda katolik untuk tidak berdiam diri namun berani untuk memaknahi dan melakukan perubahan/inovasi dalam kehidupan yang bersolidarity
Malam pun tiba ini merupakan yang dinantikan semua peserta untuk menunjukan/mempersembahkan persiapan yang disipakan dari negaranya masing – masing untuk dipertunjukan sebagai bentuk eksprsi/gambaran begitu pentingnya/kayanya akan solidarity.
Persiapan Penampilan Cultural Night pun telah siap, Kami West Timor Membawakan Sebuah Lagu yang Berjudul “Flobamora” dan sebuah Tarian “Tebe”

semuanya berbusana tradisional lengkap dari West Timor, East Timor, Kalimantam, Nusa Nipa Flores, Philippines, Taiwan, Hongkong, Korea dan Macao.





Pada hari keempat merupakan hari tour. Kami dibagikan dalam 4 kelompok dan Saya berada di kelomppok dua dengan menggunakan kostum berwarna biru, perjalanan kami yang pertama menuju Patiasuhan DOMINIKAN CONVENT ORPHANAGE in BIDAU, sedangkan untuk kelompok 1, 3 dan 4 menuju ke MALOA Sisters Orphanage, ALMA Sisters Orphanage dan Fr. Adrianus Ola Duli Orphanage.

Sesampainya disana kelompok kamipun disambut oleh adik –adik yang telah menanti dengan nyayian dan tarian, kamipun tidak kalah dari mereka karena kamipun menari dan benryayi bersama.
Kamipun melanjutkan kelokasi berikutnya yaitu St. John Paul II Sanctuary of Tasi – Tolu, diamana semua kelompok akan berkumpul ditempat tersebut, masih dalam kelompok kami semua diberikan/gambaran oleh panitia/ketua rombongan tentang sejarah St. John Paul II Sanctuary of Tasi – Tolu dibangun.

Setalelah bercanda tawa dan berfoto bersama, waktu makan siangpun tima kami semuapun berangkat ke Restoran DELTA NOVA  untuk makan siang bersama. Kami disambut sangat meria oleh nyayian dan tarian serta menu makan siang yang begitu lezat. Kamipun juga tidak diam namun kamipun menutup makan siang kami dengan tarian bersama serta nyayian Solidarity.

Setelah makan siang kamipun melanjutkan kelokasi ketiga yaitu salah Gereja Tertua di Dili Timor Leste yaitu “IGREJA MOTAEL” dan menuju lokasi keempat “CRISTO REI”.
Sesampainya di CRISTO REI masing –masing kelompok berjalan menujuh puncak dan berdoa bersama serta diakhiri dengan foto bersama sebelum kembali ke DARE.

Senjapun berlalu kamipun harus bergegas kembali ke DARE dalam kelompok kami masing – masing, selama perjalanan balik begitu bayak cerita serta pengalaman yang dibagikan satu sama lain, bahkan ada yang melemparkan becandaan mulai dari ganggu pelari sore dari dalam Bus bahkan adapula yang mempromosikan hasil jepretannya dan masih banyak lagi untuk menghilangkan lelah kami.
Sesampaiya di Dare Kamipun rehat sebentar untuk makan malam dan personal needs sebelum kegiatan berikutnya.
Group Meeting : Assesment Of The Tour merupakan agenda terkhir hari ini, saya masih dalam kelompok yang sama yaitu kelompok 2. Kami semua diminta untuk merefleksikan/merenungkan tentang :

-          Menurut kamu solidarity itu apa?

-          Apa yang kamu dapat dari Solidarity?

-          Tindakan atau perubahan apa yang anda lakukan untuk berubah dalam hal menciptakan/membangun solidarity?

Dalam kelompok saya ada kesalah pahamann antara Andrew teman kamar saya dan Colle terkait maskud tersebud. Dikarenakan kami harus menulis semuanya itu dalam sebuah lembar karton besar, ada yang lucu dari mereka berdua yang saling bertengkar, namun bertengkarnya seperti romantis seperti pasangan yang baru jadian, yang buat kelompok saya tertawa, akhirnya kamipun Cuma menulis 1 kata untuk masing – masing orang untuk ketiga pernyataan diatas tadi untuk menutupi semua rung kosong yang ada pada kertas karton tersebut.

Pada hari berikutnya sesi pertama dibawakan oleh suster – suster tentang “Doing Solidarity Today” tentang Visi dan Misi dalam tugas dan pelayanan mereka, di bagi kedalam 3 sesi. Sesi 1 dibawa oleh kongregasi  MC, sesi 2 oleh kongregasi ALMA dan terakhir oleh kongregasi RMI dan CMF. Doing solidarity berarti: giving some land(health, education), helping  need people,to give education with quality helping people grow in faith serta general cleaning. Dari materi tadi semua, saya menyimpulkan bahwa Yesus berpesan supaya kita mempunyai perasaan kasihan atau compassion terhadap sesama serta to be servant to others
 Setelah sesi ketiga adalah Snack dan Personal Needs, saya sempat pergi ke Kota Dili dengan beberapa teman dari AMC Nusa Nipa, dan Guida and Noni AMC AIMUTIN untuk berjalan – jalan ditempat jualan Oleh – oleh Khas Timor Leste, setelah beberapa lama berjalan akhirnya semuanya mendapatkan apa yang akan dibeli, bahkan untuk tukaran kado pada Sabtu nanti.
Setelah kembali ke Dare kegiatan lanjutanpun dimulai dari Ibadah Sore menggunakan Bahasa Tagalog Philippines, dan Sheering dari Suster – suster dan Pater tentang “Doing Solidarity Today” begitu banyak yang saya peroleh tentang Visi dan Misi dalam tugas dan perutusan mereka, serta beberapa kegiatan AMC di Negara masing – masing dan di tutup dengan Doa yang dibawakan oleh AMC Westi Timor.


Sabtu 10 Agustus 2019 merupakan hari keenam dalam kegiatan kami, tidak terasa hampir seminggu saya dan kami berada di Dare Dili Timor Leste. Kegiatan pagi ini dimulai dengan perayaan misa pagi dengan menggunakan bahasa Indonesia, selanjutnya kami melakukan Evaluasi selama sepekan yang kami laksanakan.

Setelah melakukan Evaluasi kegiatan Out Bounds pun dimulai. Ada yang seru dari kegiatan ini kami saling kejar – kejaran satu dengan lain, apalagi kami main gamenya saling berpasangan, kejar – kejaran ada yang dapat. Adapula yang lari sampai keliling tempat kegiatan baru dapat ditangkap dan adapula yang saling kerjar Cuma mular mular meja besar tapi tidak dapat menangkap temannya.
Saya berpasangan dengan dengan Jenny AMC Philippines, kebutulan kami dalam kelompok keempat. Dalam game berpasangan tersebut dimainkan Game “H” Hitam atau Hijau yang di Translite oleh Adik AngkatKu Robertho.
Dalam peraturan geme tersebut hanya menyentuh tangannya saja namun karena keterbatassan bahassa makan semuanya mengartikan menangkap, maka suasana game semakin seru.
Pada kesempatan Game yang pertama saya berhasil menangkap tangan Jenny, namun saya yang dibawa kepada MC untuk di Hukum, akan tetapi saya berbisik pada MC bawa itu merupakan Contoh, jadi permainannya Gamenya diulagi.

Pada kesempatan kedua, pada saat MC mengucapkan kata Hitam Maka semuanya langsung lari tidak saling tangkap karena takut ditangkap. Namun adapula yang main tangkap saja, jadi pada berlarian.
Pada pasangan jenny lari namun yang menangkapnya bukan saya namun teman yang lain dikarenakan Jenny dan yang lainnya berdiri di baris Hitam.
Setelah Game kamipun membersikan semua kompleks kegiatan baik dihalam dan setiap kamar yang kami tempati.
sedangkan pada sesi berikutnya dibawakan oleh Bruder Charlos CMF, beliau membagian kepada kami beberapa kata – kata, dimana setiap peserta mendapatkan 1 huruf dan dimita untuk membetuk kelompok sesuai kata tersebut mulai dari : Justice, Altruism, Participation, Alliance, Compassion, Empati, Education, Defending, Communication, Humanity, Love, Fraternity, money, Grace, Joy dan masih banyak lagi kata – katanya. Setelah kami menemukan/membentuk kelompok kami, kami di minta agar bisa menjawab 2 pertanyaan yang terkalit dengan kata yang dibentuk tadi, 2 pertanyaan yaitu : pertama, kata yang dibuat/bentuk apakah mempunyai hubungan/keterkaitan dengan Solidarity?; kedua, gagasan kongkrit/ide/inovasi/aksi nyata apa yang bisa membangun/mencapai kata tersebut dalam keterkaitan dengan Solidarity?.
 Saya berada dalam kelompok Fraternity bersama Suster Yudit MC, Meci AMC Nusa Nipa Flores, Mama Erna Orang Tua AMC dan Teman – teman AMC Yang lainnya, adapula tanggapan yang kelompok kami sajikan yaitu : Fraternity/kebersamaan membutuhkan Solidarity untuk membangun sebuah team/kelompok/rekan kerja/bersosial dikarenakan semuanya itu membutuhka individu – individu yang saling membutuhkan satu sama lain untuk membangun suatu kebersamaan dan individu –individuitu sendiri memiliki kelebihan dan kekurangan/keterbatasan masing –masing sehingga dengan bersolidarity kekurangan bukanlah menjadi penghalang dalam sebuah kebersamaan. Langkah kongkrit yang bisa dicapai dalam hal tersebut adalah dengan terus belajar, mengembangkan diri (Telenta), berbagi (sheering) dan saling menerima satu sama lain agar kebersamaan kita semakin erat dalam kasih dan cinta Kristus.
Pada kegiatan malamnya merupakan kegiatan malam minggu sehingga ada Api Unggun, kami semuanya membentuk sebuah barisan besar yang terdiri dari kelompok masing – masing, kebutulan disamping saya teman saya yang Namanya Ice dari West Timor Juga  dan merupakan incaran/cinta adik angkat saya Robertho.

Dalam lingkaran tersebut kami bernyayi serta berdoa bersama, setelah itu kami berjalan berpasangan menggeliligi Api Unggun dan berjalan menuju Panggung Kegiatan, dalam perjalanan berpasangan tersebut ada becandaan yang di suarakan mulai dari Niko dan Grek; Kenli dan Ika; Eman dan Devi serta Fredi dan Rita.
Sesampainya di Tenta dan Panggung kamipun bernyayi dan menari Solidarity serta salah satu moment yaitu Minum Speimpine Bersama.
Acara selanjutnya adalah pembagian Sertifikat kepada semua peserta, undangan, panitia semuanya, dalam sesi itu diseligi dengan penukaran cendramata atau oleh-oleh yang dibawa dari massing –masing negara.
Kebutulan saya tidak membawa oleh – oleh apapun, jadi saya Cuma duduk ditempat duduk, namun tidak disangka Noni AMC Aimutin datang dan memakaikan Topi Timor Leste pada saya, ternyata pada saat ke Dili kemarin Noni membelinya untuk saya dan saya tidak tahu hal itu. Akupun memberikan sebuah gelang yang saya pakai ditanganKu padanya, aku menyampaikan bahwa gelang tersebut banyak teman – teman yang menginginkannya dan memintanya namun saya tidak memberikannya, namun karena malam ini saya diberikan kejutan olehMu Noni maka saya memberikan gelang kesukaan saya padaMu dan akupun memakaikannya di tangan Noni, sayapun sempat terharu dengan kejadian ini.
Setelah itu teman sekamarku Andrew datang padaku dan menggalungkan sebuah kalung padaKu serta Adik angkatKu Robertho yang memberikan sebuah selendang. Aku masih malu karena aku tidak tahu lagi harus memberikan apa kepada mereka berdua, karena selama di Dare Mereka Berdua yang selalu bercerita tentang Negaranya.
Datanglah Tere bersama temannya dari Taiwan untuk memberikan cendramata, saya mengucapkan terimaksi banyak dan memberikan sebuah pelukan hangat serta berfoto bersama.
Selang beberapa waktu datanglah salah satu teman AMC West Timor namanya Ika Manafe, biasa di sapa Ika dari Regio Panite Batu Putih, datang dihadapanKu dan mengucapkan kakak Jo pilih yang mana Kadonya, akupun tersipu dan mengucapkan bagaimana kalau kamu memberikannya ada teman yang lain saja karena kita sama dari West Timor, namun akupun mengambilnya satu kado dari padanya.
Acara selanjutnya menari bersama dan berakhir tepat jam 12 malam waktu Dare
Keesokan harinya adalah hari terakhir merupakan kegiatan sayonara, kegiatan pagi diawali dengan misa berbahasa Iggris dan Tetun, selanjutnya persiapn untuk sayonara
Dalam sesi persiapan barang barang saya pun berbegas untuk kembali kekamar untuk menitipkan sebuah kado untuk teman sekamar saya Andrew dan Adik Angkat saya Robertho. kado tersebut saya sisipkan sebuah kertas kecil dan bertuliskan beberapa kata yang tidak sempat saya sampaikan langsung dikarenakan kegiatan yang banyak. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Andrew dan Robertho yang mau menerimaku menjadi sahabat dan saudara, serta permohonan maafKu karena belum bisa menjadi sahabat dan saudara yang baik, tidak kalah juga titipan pesan untuk mereka berdua untuk rajin belajar, berani bermimpi, tetap rendah hati dalam coretan tulisan dari kertas kecil tersebut. Akupun bergegas pergi meninggalkan kamarKu dan bergabung dengan teman teman yang lain dihalaman penginapan sambil menanti jemputan dan pelepasan teman – teman yang lain yang pulang terlebih dahulu ke negaranya.
Kendaraanpun datang dengan penjemputan untuk teman – teman yang kembali kenegaranya dan tempatnya, nyayian kami suarakan untuk menghibur yang menagis, mulai dari lagu bahasa Inggris, berbahasa Indonesia sampai lagu daerah.
Tiba tiba teman sekamarKu Andrew datang dan memelukKu dengan suara tagisnya, sambil bertanya Ice PadaKu, aku bilang andrewnya sedih karena melihat kita semua balik kenegara kita, namun andrew berkata sejujurnya bahwa dia tidak menyangkah saya akan memberikan kado yang dia tidak sangkah – sangkah, begitupula dengan Adik Angkat saya Robertho, sampai dia bilang kakak Jo orangnya romantis, sampai – sampai kita tidak tahu kalau diberi kado, Ice Cewenya Robertho menyabung “ia kakak Jo orangnya begitu... begitu misterus... susa di tebak”... merasa ada yang ane maka saya ketawa saja...
Saya juga menitipkan sebuah kado kepada Jenny AMC Philippines, setidaknya sesampainya di tempat tinggalnya, Jenny selalu menggigat moment ini bahkan bisa berjumpa lagi.
Sambil menunggu jemputan saya dikasih sebuah gantungan kunci dari AMC Philippines dan sebuah Rosario dari TemanKu Guida AMC AIMUTIN.
Setelah teman – temanPun berangkat kembali kenegaranya, kami West Timor, Philippines dan Taiwan masing menikmati jalan - jalan di Kota Dili
Kamipun dibagi tempat tinggal kebeberapa Orang Tua Angkat, sorenya langsung berkeliling lagi kota Dili, ketempat – tempat bersejarah, monumen bersejarah, pusat pemerintahan dan ke Cristo Rei yang didampingi oleh orang tua angkat kami, sampai di Cristo Rei Kami berjumpah dengan  AMC Philippines dan Taiwan.


Setelah berjalan – jalan dan berfoto bersama kamipun kembali ketempat tinggal kami untuk makan malam. Sesampainya dirumah orang angkat telah menunggu kami dengan jamuan makan malam.
Keesokan paginya, kami harus berangkat kembali ke Indonesia pukul 3 pagi, kami semua bergegas menyipakan diri untuk berkumpul di Paroki, sebelum berangkat kami sempat makan pagi bersama dengan orang Tua Angkat yang telah menyiapkan sarapan pagi untuk kami, bahkan menyiapkan bekal selama perjalanan.
Kami berangkat dari Dili sekitar pukul 5 waktu Dili, waktu perjalanan mulai berangkat saya bahkan teman – teman yang lain Cuma melihat keluar jendela dan memandang ke arah Dare dengan mengenang kembali aktifitas kami selama sepekan, walaupun lelah saya rasahkan karena kegiatan yang banyak, belum sempat tidur bahkan belum mandi pagi tadi, tapi mata ini tidak boleh menutup sementara untuk melihat kota Dili.
Setelah melewati kota Dili saya bersandar kepada teman saya untuk tidur sebentar menanti perjalanan yang panjang kurang lebih 4 jam perjalanan sampai di perbatasan Timor Leste Indonesia. Dalam perjalan kami sempat berhenti sebentar untuk Snack dan makan. Perjalananpun dilanjutkan, sebelum sampai pintu batas kami berhenti untuk kedua kalinya untuk berbelanja minuman khas Timor Leste, kamipun turun termaksud saya. Setelah kami berbelanja kamipun langsung berangkat ke Pos Batas Timor leste, tidak terlalu jauh dari pemberentian kami yang kedua.
Sesampainya di Pintu Batas Timor Leste, kelengkapan kamipun harus disiapkan untuk proses kembali keIndonesia, setelah melewati Pemeriksaan kamipun sempat berfoto bersama sambil berjalan kaki kepintu batas Indonesia (Motaain). Ada yang berjalan belakang dengan melihat keaah timur, ada yang asik foto, ada yang Vidio Call untuk menayakan sudah sampai mana?  Pokoknya bayak ekspresi dari teman – teman West Timor, melihat hal tersebut mengigatkan kembali saya akan kegiatan tersebut ada benih – benih cinta yang hadir mulai dari ungkapan “ I Have a Crush On You”, “I Love You” kata Adik angkat saya Robertho kepada Ice  dan “You Married Me” Katanya Kenly AMC West Timor Regio Batu Putih.
Setalah sampai di pintu Masuk Indonesia kami apalagi saya sangat senang dikarenakan rindu akan masakan ibu. Setelah berkas kami diperiksa di pintu masuk Indonesia, kami semuapun langsung berbegas ketempat parkiran dikarenakan kendaraan kami telah menunggu dari pagi, setelah semua berkumpul kamipun langsung melanjutkan perjalanan ke Kota Atambua untuk berhenti sebentar untuk melayat teman Kami AMC West Timor Regio Weluli yang ayahnya meninggal, setelah itu kamipun langsung melanjutkan perjalanan kami ke Nurobo, Oenopu, Benlutu, Panite dan Regio yang Terakhir Kupang. Kami sampai di Kupang sekitar Pukul 9 malam waktu Kupang.





“saya sangat bahagia dikarenakan kegiatan AEYG 2019 + CF panitianya sangat bekerja dengan baik dan sangat sangat baik dan juga Pemerintah Republik Timor Leste. Dari mulai persiapan, kedatangan kami sampai dengan kepulangan kami kenegara kami masing – masing, semuanya diatur dengan sangat baik dan luar biasa.
Saya bangga dan sangat senang bisa menjadi bagian dari kegiatan ini, bisa mengikuti, melaksanakan kegiatan ini dari awal sampai dengan selesai, begitu bayak hal yang saya peroleh, mulai dari mendapat teman kamar yang kocak abis  dan Adik angkat yang pinter, banyak karakter yang saya pelajari yang membuatku mebutuhkan orang lain untuk bersama – sama.
Banyak refleksi yang saya dapatkan membuatku untuk merenungkan tentang apa yang aku dapat dan aku miliki. Untuk orang muda apalagi orang muda katolik harus memiliki rasa cinta dan kasih yang sangat besar untuk suatu perubahan yang besar, kita semua mimiliki talenta, moral, spiritual dan kehidupan hal tersebut mengajari anak muda untuk bersyukur dan mengembangkannya dirinya untuk berbagi, menjadi agen perubahan baik di lingkup keluarga, sosial bahkan diri sendiri.
Saya mendapat pelajaran yang berharga yaitu solidarity : Go, Sell, Share and Follow, bagaiman dengan keterbatasanKu ini sehingga saya sebagai kaum muda tidak boleh menyerah, melainkan saya sebagai kaum muda harus terus dan terus belajar sehingga solidarity bisa dibagun dalam sebuah kasih dan cinta. Adapula Justice, Altruism, Participation, Alliance, Compassion, Empati, Education, Defending, Communication, Humanity, Love, Fraternity, money, Grace, Joy  yang digambarkan kepada saya dan semua peserta, bagaimana dan manfaatnya dalam membangun solidarity.
Saya sebagai kaum muda juga harus selalu melakukan evaluasi diri atau apapun itu sehingga Solidarity yang tercipta haruslah tetap terbagun.
 Terima Kasih Timor Teste
I Love Claretian
Viva AMC




Eighth Day AEYG 2019 + CF, Dare - Timor Leste 5 - 11 August 2019






Eighth Day AEYG 2019 + CF11 s/d 12 Agustus 2019


AMC west Timor kecuali Weluli yang telah kembali ke indonesia hari sebelumnya, kami dan AMC Philippines serta Taiwan menyempatkan waktu untuk berjalan jalan lagi di Kota Dili
Sebelumnya setelah acara Sayonara Kami di Kumpulkan diParoki Aimutin dan Dibagikan dalam beberapa kelompok untuk beristirhat di Rumah Orang Tua Angkat di Kota Dili.
Pada Waktu Senja Tipa kami tidak membuang kesempatan untuk berjalan jalan lagi di kota Dili, perjalanan pun di mulai dari tempat wisata pantai, wisata sejarah dan terakhir di wisata Rohani Cistro Rei, tidak disangka semuanya berkumpul di lokasi terakhir, kamipun sempat berjalanjalan dipantai menikmati senja di kota Dili. Malam pun mulai tiba kami pun bergegas kembali ketempat kami masing masing  untuk makan malam bersama dengan orang Tua Angkat, serta mempersiapkan diri untuk keesokan paginya untuk berangkat ke negara kami
Untuk teman – teman AMC Philippines menggunakan Transportasi Udara sedangkan West Timor dan Taiwan menggunakan Transportasi Darat ke Indonesia.
Kamipun berkumpul sebelum pukul empat pagi tanggal 12 Agustus 2019 diparoki untuk bersama – sama kembali ke Indonesia. Kami West Timor Menggunakan 1 Bus sedangkan teman – teman taiwan menggunakan 1 buah kendaraan yang berangkatnya lebih dulu dari kami dikarenakan mengejar penerbagan di Atambua Indonesia Menuju Negaranya dengan transit di Jakarta atau Bali
Kamipun berangkat dari Kota dili sekitar pukul 5 pagi, kami menikmari perjalanan ke indonesia dengan suasana masih sepi dikarenan massih pagi, semuapun Cuma bisa memandang kota dili dengan cerita senyuman yang terpancar dari massing –masing wajah.

claret "28 januari"

28 JANUARI

A) CLARET
1863. Ia meminta maaf kepada Tn. José Caixal karena sudah lagi tidak menulis kepadanya belakangan ini, oleh sebab volume pekerjaan yang dimilikinya: meskipun menambahkan malam kepada siang, waktu tidak cukup bagiku untuk hal-hal yang datang pada saya meski tanpa dicari. 
1869. Tn. Paladio Currius memberitahu Claret bahwa suster-suster dari Maria Paris yang diusir karena revolusi, telah berhasil kembali ke Biara mereka di Reus dan Currius sendirilah yang menjadi imam di kapela mereka.  

B) KONGREGASI: Sedang Menerjang Badai 
P. Xifré harus melewati Los Pirineos (pegunungan-pegunungan seperti piramida yang terletak di sebelah utara Semenanjung Iberia), bukan karena keputusan pribadinya, melainkan untuk mencari rumah di Prancis untuk dijadikan tempat berkumpul kembalinya para anggota yang terambyar. Ini bukanlah sebuah tugas yang gampang, namun setelah melewati banyak perjuangan dan dalam waktu yang singkat, dia mendapat satu rumah kontrakan di Perpiñán, di kampung kecil di Prades. Dengan pendirian rumah ini pada 2 februari 1869 benteng di pengasingan tersebut diubah menjadi pusat dan jantung Tarekat. Inilah saat pertama kalinya Kongregasi hidup di Negara asing (di Luar Spanyol), meskipun masih di Eropa. Pada tanggal 21 maret, P. Xifré menetap secara definitif. Rumah di Prades dengan cepat menjadi penuh. 
  Pada tanggal 16 juli 1869, pendirian tarekat genap berusia 20 tahun, P. Claret menulis kepada P. Xifré sebuah surat penting mengenai pemahaman terhadap misi: segeralah mulai, sebaiknya sedikit demi sedikit, untuk membuka sekolah bagi anak-anak, seperti para Bruder Escuelas Cristianas (Para Bruder Sekolah-Sekolah Kristen). Ia memahami hal tersebut, mengingat keadaan-keadaan yang masih baru, seperti mode aktual dari evangelizare parvulos. 

C) TOKOH: Isaac Retes, CMF; Misionaris dan Pelukis (1874-1959).
Llodio (Álava, Epanyol). Dia adalah seorang pelukis dengan berbagai ketenarannya bersama P. Martín Roure. Keduanya adalah murid akademisi Tn. González Santos di Sevilla. Ia mulai di Cervera bersama H. Alabert, yang masuk dalam Kongregasi sebagai seorang pelukis. Beberapa rumah dan kolegio kita di Spanyol diperkaya dengan karya-karya reproduksinya yang gemilang terhadap karya seni nasional. P. Retes melukis banyak gambar, akan tetapi banyak dari gambar-gambar tersebut dihancurkan dalam perang sipil Spanyol. Pada tahun 1917, seratus tahun kelahiran P. Xifre, ia melukis fotonya dalam kanvas minyak di Jerez de los Caballeros. Lukisan ini dibawa ke Aguas Santas dan kini ada di Kuria General. Gambar P. Claret yang dilukisnya kini disimpan di Aula Claret di Colmenar Viejo, Spanyol. Ia bekerja sama dengan sangat efektif dalam publikasi monografis 75 tahun Pendirian Kongregasi di majalah Iris de Paz  pada tahun 1924. 

D) POIN PENTING
Sejak hari itu ia () sangat menghargai saya sedemikian rupa sehingga pada hari-hari pesta ia membawa saya berpiknik bersama anak-anaknya, dan sesungguhnya, persahabatan, nasehat dan prinsip-prinsip kebijaksanaaanya sangat membantu saya, karena selain ia adalah seorang yang berpendidikan tinggi, ia juga adalah seorang seorang suami yang setia, seorang ayah yang baik bagi anak-anaknya, seorang Kristen yang baik dan seorang pembela raja, baik karena prinsip maupun karena keyakinan, yang, sesungguhnya beberapa nasihat orang ini sangat berguna bagi saya yang dibesarkan di sebuah kampung seperti Sallent, yang pada waktu itu sampai udara yang dihirup pun adalah “konstitusional”.

E) REFLEKSI PRIBADI
1. Teman-teman seperti apakah yang telah lebih mempengaruhi Anda?
2. Apakah persahabatan yang telah dan sedang dijalani merupakan sebuah pengalaman positif?
Kita bukanlah “penghuni dataran yang kesepian”, kita tidak hidup sendirian. Kita adalah makhluk yang penuh dengan perjumpaan dan persekutuan. 
3. Kisahkanlah pengalaman persahabatan Anda di dalam dan di luar komunitas.
4. Bersyukurlah kepada Allah untuk para sahabat yang telah diberikan kepadamu.

F) KATA-KATA INSPIRATIF
“Kemiskinan kita hendaknya nyata baik dalam hal personal maupun kolektif, pancaran dan latihan akan makna terdalam hidup providensialis” (Deklarasi tentang warisan spiritual Kongregasi, Kapitel Umum XVII, III.7).

Senin, 27 Januari 2020

Seventh Day AEYG 2019 + CF, Dare - Timor Leste 5 - 11 August 2019




Seventh Day AEYG 2019 + CF
11 Agustus 2019

Kegiatan dimulai dengan misa menggunakan bahasa inggris dan Tetun
Ini merupakan hari terakhir dalam kegiatan AEYG 2019 + CF , setelah misa acara selanjutnya dengan animasi solidarity bersama, semuanya bersiap siap dengan barang – barangnya masing – masing agar tidak tertiggal, waktu terasa begitu cepat seakan bukan seminggu kita semuanya di Dare Timor Leste, seakan baru kemarin berjumpa, nyayian –nyayian perpisaan disuaran dari AMC Indonesia, AMC Philippines, AMC Timor Leste dan Semuanya sambil menanti kendaraan untuk kembali.
Dalam hari ini untuk teman AMC WEST TIMOR (kecuali Regio Weluli), Phlipina dan Taiwan yang beristirahat di Kota Dili dan esoknya baru kembali ke negara masing masing.
Keadaan mulai terharu seakan tidak Ingin pergi meninggalkan tempat ini, banyak cerita yang belum dicatat, hanya baru sebentar saja bertemu kata kaum muda
Dalam sesi terakhir kami pun sempat menuliskan sebauh kata dalam sebuah gambar tangan yang besar, semua peserta, panitia dan hadirin yang hadir menitipkan sebuah kata yang bercerita tentang momen ini, moment solidarity yang mempertemukan kita serta inovasi/aksi nyata dalam solidarity.

Kendaraanpun tiba satupersatu, teman teman AMC Timor Leste mulai bergegas ke masing masing daerahnya ada yang di salele, lolotoe, Hera dan lain –lain.
Kendaraan untuk AMC Hongkong, Weluli, Kalimantan, Nusa Nipa (Ende, Maumere dan Sok) dan Korea telah tiba ucapan selaman jalanpun disuarakan dengan sayup sayup tagisan oleh teman teman yang lainnya.
Perjalanan rombongan ini langsung menuju pintu perbatasan Timor Leste (Bat Gede). Untuk teman teman Weluli langsung kempali ketempat tinggal sementara untuk AMC kalimantan dan Nusa Nipa beristirahat di Kota Kupang
Untuk AMC Korea dan Hongkong setelah melewati Pintu Batas Timor Leste langsung melakukan penerbangan dari bandara atambua ke negaranya massing masing melalui transit di Bali atau Jakarta.
Dalam bingkai perpisahan menunggu keberangkatan masing masing dari Dare suara sayonara begitu bergema menemani cerita dalam perjalanan pulang masing masing peserta dan panitia, tidak kalah sebuah kata yang terselip dalam ucapan Sayonara Adalah Sampai Berjumpah Lagi di AEYG 2021 + CF di Philipina

Sixth Day AEYG 2019 + CF, Dare - Timor Leste 5 - 11 August 2019





Sixth Day AEYG 2019 + CF
10 Agustus 2019
Kegiatan dimulai dengan misa berbahasa indonesia, selanjutnya dengan tarian dan dance solidarity, Selanjutnya kegiatan out bounds, Selanjutnya materi dibahwakan oleh Bruder Carlos CMF terkait komintmen Solidarity : Go, Sell, Share dan Follow, semua peserta dibagikan dalam kelompok berdasarkan huruf huruf yang bagikan oleh suster dan pater. Dalam tulisan tersebut kitamenghubugkannya dengan solidarity, kata – katanya berupa : Justice, Altruism, Participation, Alliance, Compassion, Empati, Education, Defending, Communication, Humanity, Love, Fraternity, money, Grace, joy dan masih banyak lagi kata – katanya
Dalam diskusi yang dibagun berupa : pertama Hubungan kata – kata tersebut dengan solidarity dan kedua ide, inovasi, solisi atau aksi yang dilakukan dalam membangun solidarity dalam setiap kata – kata yang di dapat setiap kelompok kecil tadi
Kegiatan pada malam hari Thansgiving Farewell Night, kegiatannya sangat seru dikarenakan semua perserta, Panitia, Undangan dan hadirin semua mengambil bagian semuanya dengan di mualai dengan pembagian duduk berdasarkan kelompok sertelah itu berjalan berdua duaan mengeliligi api unggun  dan diiringi tarian tradisional Timor Leste. Semuanya berjalan menutu tempat/tenda/panggung kegiatan dengan posisi berjalan berdua duaan. Setelah acara sempein bersama, pembagian sertifikat kegiatan. Diselah selah kegiatan tersebut pembagian/pemberian cendramatapun berlangsung antara semua peserta, baik teman antara negara maupun beda negara
Acara selanjutnya ditutup dengan tarian dan dance bersama

Fifth Day AEYG 2019 + CF, Dare - Timor Leste 5 - 11 Agustus 2019



Fifth Day AEYG 2019 + CF
9 Agustus 2019
Pada hari kelima kegiatan hari ini di mulai dengan aktifitas pagi seperti biasanya, selanjutnya dengan materi tentang DOING SOLIDARITY di bagi kedalam 3 sesi. Sesi 1 dibawa oleh kongregasi  MC, sesi 2 oleh kongregasi ALMA dan terakhir oleh kongregasi RMI dan CMF. Doing solidarity berarti: giving some land(health, education), helping  need people,to give education with quality helping people grow in faith serta general cleaning. Dari materi tadi semua, saya menyimpulkan bahwa Yesus berpesan supaya kita mempunyai perasaan kasihan atau compassion terhadap sesama serta to be servant to others

Kegiatan sorenya dibawakan oleh teman – teman dari Philipina selanjutnya sheering dari suster –suster RMA, MC, dan CMF terkait visi dan misi mereka dalam menjalankan tugas masing - masing