Hallo ....
AMC (Anak Muda
Claretian),
Kaum Muda Generasi Milenial.
Saya Jo,
dari AMC West timor
Indonesia.
Saya megucapkan
terimakasih kepada Komunitas Seminari Claretian Indonesia Timor Leste, AMC
(Anak Muda Claretian) West Timor (Regio Kupang), Orang Tua AMC dan Claretian
Family yang telah mempercayai saya untuk mengikuti kegiatan AEYG 2019 + CF
(Claretian Family) di Dare Dili Timor Leste, 05 Agustus sampai dengan 11 Agustus 2019.
Ini merupakan suatu
kebagaan dan kebahagiaan untuk saya, keluarga dan Komunitas saya untuk keikut
sertaan dalam kegiatan ini.
Kegiatan ini dilaksanakan
setiap 2 Tahun sekali, dimana kegiatan pertama kali dilaksanakan pada tahun
2015 di Quenzon City, Philippines, With a theme “Meet Him In The Cloud”. Untuk kegiatan yang kedua dilaksanakan di
Jogyakarta, Indonesia, With the Theme “Be
Witnesses of The Joy of The Gospel in Diversity”. dan pada Tahun ini
merupakan kegiatan yang Ketiga dengan Tema AEYG 2019 + CF “The Solidarity Of Christ Impels Us: Go, Sell, Share dan Follow”.
sebelum saya bersama
peserta AMC West Timor mengikuti kegiatan AEYG 2019 + CF di DARE Dili Timor
Leste, kami sempat membuat tiga kali pertemuan pesrsiapan untuk kegiatan ini,
pertemuan pertama dilaksanakan di Regio Weluli Atambua, pertemuan Kedua di
laksanakan di Regio Kupang Kota Kupang dan pertemuan ketiga di Regio Oenopu
Kefamenanu. Kegiatannya berupa persiapan, kelengkapan, gambaran – gambaran dan
materi yang terkait kegiatan tersebut serta penampilan animasi dan budaya yang
akan ditampilkan di Dili.
Saya
juga Mengucapkan Terimakasi Lagi Untuk Panitia AEYG 2019 + CF Dare – Dili, Timor Leste yang telah
mempersiapkan kegiatan ini sangat baik dan luar biasa dari hal teknis sampai
dengan nonteknis serta Pemerintah Negara Republik Timor Leste yang telah
membantu melancarkan Kegiatan ini.
Kegiatan hari
pertama kami semua perserta AEYG 2019 +
CF kecuali Tuan Rumah menanti di Paroki Aimutin Dili. Kami semua peserta di
sambut sangat Antosias Oleh Panitia di Pintu Lintas Batas Timor Leste (Batu
Gede), segala Administrasi Kami telah dipersiapkan oleh panitia terutama
Pemeritah Negara Republik Timor Leste.
Kami disambut dengan
pelukan hangat oleh penitia yang telah bekerja keras untuk kami dan kegiatan
ini, kami diberangkatkan ke lokasi kegiatan dengan menggunakan 3 Bus serta
mobil panitia dan patroli yang mengiringi dalam perjalanan kami.
Ini pengalaman saya
berpergian keluar negeri dengan
berkumpul disalah satu tempat dengan semua rombongan peserta seASIA lalu
bersama sama berangkat ketempat tujuan
dan ini perjalanan
pertamaKu bahkan teman – teman yang lain juga, kami sangatlah senang dengan
perjalanan kami menuju kota Dili yang ditemani pemandangan/pesona hutan dan
pantai sepanjang perjalanan kami, tak kalapenting juga kami di sambut dan di
irigi oleh Polisi Timor Leste, jadi perjalanan rombongan kami sebagai tamu yang
Istimewa dalam perjalanan ke kota Dili dan Selama Kegiatan Kami Berlangsung.
Perjalanan memakan waktu
kurang lebih 5 jam, namun semuanya tidak terasa ketika aroma dan lampu kelap
kelip Kota Timor Leste terlihat dari jauh, apalagi ketika sampai di Paroki
Aimutin Dili kami telah di tunggu oleh teman – teman AMC Timor Leste untuk
bersama sama ke DARE tempat kegiatan kami
Dalam perjalanan ke Dare
kami di hibur oleh pesona Kota Dili dengan ribuan bahkan jutaan lampu yang
berkelap kelip, dikarenakan Dare terletak di daerah ketinggian. Sesampainya di Dare
kami disambut meriah oleh panitia mulai dari tari –tarian, sambutan dan
pengalungan selendang tenun yang membuat kita semua menjadi lebih bersama dalam
ikatan kekeluargaan yang Solidarity.
Setelah kegiatan penyambutan
kamipun dibagikan peralatan (Baju, Buku, Bolpint, Botol Air, Tas, Selendang dan
GudiBag) dan kamar selama kegiatan
Dalam pembagian kamar
kami diacak agar mendapat teman sekamar yang berbeda negara, saya mendapatkan
teman dari AMC Aimutin Dili Timor Teste dan Namanya ANDREW BARRETO.
Biasa disapa Andrew, kuliah jurusan Hukum Internasional Semester 1 di Universitas Negeri Republik Timor Leste, anaknya
sedikit kocak kata orang kupang, namun orangnya sangat baik dan pinter.
Selain itu saya juga
mendapat teman tetangga kamar yang sangat baik juga, namanya ROBERTO JOAO BOSCO SALSINHA SOARES.
Biasaya disapa Roberto, masih sekolah di SMA ENSINO
SECUNDARIO CRISTAL, orangnya sangat baik, pinter, cepat akrap dan hobbynya
sangat banyak mulai dari Sepak Bola, Bermain Musik, Bernyayi, Melukis, Model
dan masih banyak lagi.
Pada hari kedua acara
serimonial yang di buka oleh Bapak Uskup Dili Mgr. Virgilio Do Carmo Da
Silva SDB, sangatlah meriah dengan nyayian dan tarian tradisional,
dalam hari tersebut kami juga sangat senang dikarenakan kami bisa berjumpa
serta menari bersama Bapak Uskup sebelum sesi materi berlangsung yang dibawakan
oleh Beliau Sendiri.
Dalam materi tersebut
kami diberikan informasi, pemahaman, gambaran dan mengajak kami anak muda
Katolik mempunyai peran yang sangat penting dalam sebuah perubahan (lingkungan,
sosial dan sebagainya) untuk menjadi lebih baik dengan berdasarkan Kasih dan
cinta. Kaum muda harus memiliki rasa Solidarity yang sangat kuat sehingga
perubahan tersebut bisa berjalan sesuai Cinta dan Kasih Kristus.
Pada sesi diskusi
berikutnya saya juga sangat senang bisa berjumpa dengan Menteri Pendidikan dan
Pemuda Olahraga Republik Timor Leste, beliau merupakan salah satu tokoh yang
digemari oleh kaum muda Timor Leste karena inovasinya dalam dunia pendidikan,
dalam diskusinya bagaimana kita diajak menjadi agen perubahan baik ditempat
kerja/aktifitas, membangun/bentuk suatu perubahan dan mengenal diri kita
sendiri untuk merubah lebih baik lagi.
Pada hari ketiga kami semua
peserta diajak untuk merenungkan TALENTA, MORAL, SPIRITUAL dan KEHIDUPAN dalam
kehidupan sehari – hari kami yang mencerminkan solidarity. Kami dibagikan dalam
kelompok kecil yang teriri dari 4 sampai 5 orang, pada kelompokKu terdiri dari Rita Macau, Antonio Timor Leste dan Mark
Philippines. Dalam diskusi tersebut kami beragam dalam topik ada yang
Talenta, ada juga yang Spiritual dan tema yang lainnya, namun kami mengambil
kesimpulan semuanya patut disyukuri dengan begitu kita semakin belajar, jangan
pernah menyerah.
Dalam sesi berikutnya
berbagai makna dan ungkapan dari kata solidaarity yang disampaikan oleh peserta
berupa Solidarity adalah Impati, energi, spirit dan masih banyak lagi ungkapan
yang diutaran, yang mengajak kita dalam hal ini kaum muda katolik untuk tidak
berdiam diri namun berani untuk memaknahi dan melakukan perubahan/inovasi dalam
kehidupan yang bersolidarity
Malam pun tiba ini
merupakan yang dinantikan semua peserta untuk menunjukan/mempersembahkan
persiapan yang disipakan dari negaranya masing – masing untuk dipertunjukan
sebagai bentuk eksprsi/gambaran begitu pentingnya/kayanya akan solidarity.
Persiapan Penampilan
Cultural Night pun telah siap, Kami West Timor Membawakan Sebuah Lagu yang Berjudul “Flobamora” dan sebuah Tarian “Tebe”
semuanya berbusana
tradisional lengkap dari West Timor, East Timor, Kalimantam, Nusa Nipa Flores,
Philippines, Taiwan, Hongkong, Korea dan Macao.
Pada hari keempat
merupakan hari tour. Kami dibagikan dalam 4 kelompok dan Saya berada di
kelomppok dua dengan menggunakan kostum berwarna biru, perjalanan kami yang
pertama menuju Patiasuhan DOMINIKAN CONVENT ORPHANAGE in BIDAU, sedangkan untuk
kelompok 1, 3 dan 4 menuju ke MALOA Sisters Orphanage, ALMA Sisters Orphanage
dan Fr. Adrianus Ola Duli Orphanage.
Sesampainya disana
kelompok kamipun disambut oleh adik –adik yang telah menanti dengan nyayian dan
tarian, kamipun tidak kalah dari mereka karena kamipun menari dan benryayi
bersama.
Kamipun melanjutkan
kelokasi berikutnya yaitu St. John Paul
II Sanctuary of Tasi – Tolu, diamana semua kelompok akan berkumpul ditempat
tersebut, masih dalam kelompok kami semua diberikan/gambaran oleh panitia/ketua
rombongan tentang sejarah St. John Paul II Sanctuary of Tasi – Tolu dibangun.
Setalelah bercanda tawa
dan berfoto bersama, waktu makan siangpun tima kami semuapun berangkat ke
Restoran DELTA NOVA untuk makan siang
bersama. Kami disambut sangat meria oleh nyayian dan tarian serta menu makan
siang yang begitu lezat. Kamipun juga tidak diam namun kamipun menutup makan
siang kami dengan tarian bersama serta nyayian Solidarity.
Setelah makan siang
kamipun melanjutkan kelokasi ketiga yaitu salah Gereja Tertua di Dili Timor
Leste yaitu “IGREJA MOTAEL” dan menuju lokasi keempat “CRISTO REI”.
Sesampainya di CRISTO REI
masing –masing kelompok berjalan menujuh puncak dan berdoa bersama serta
diakhiri dengan foto bersama sebelum kembali ke DARE.
Senjapun berlalu kamipun
harus bergegas kembali ke DARE dalam kelompok kami masing – masing, selama
perjalanan balik begitu bayak cerita serta pengalaman yang dibagikan satu sama
lain, bahkan ada yang melemparkan becandaan mulai dari ganggu pelari sore dari
dalam Bus bahkan adapula yang mempromosikan hasil jepretannya dan masih banyak
lagi untuk menghilangkan lelah kami.
Sesampaiya di Dare
Kamipun rehat sebentar untuk makan malam dan personal needs sebelum kegiatan
berikutnya.
Group Meeting : Assesment
Of The Tour merupakan agenda terkhir hari ini, saya masih dalam kelompok yang
sama yaitu kelompok 2. Kami semua diminta untuk merefleksikan/merenungkan
tentang :
-
Menurut kamu solidarity itu apa?
-
Apa yang kamu dapat dari Solidarity?
-
Tindakan atau perubahan apa yang anda
lakukan untuk berubah dalam hal menciptakan/membangun solidarity?
Dalam kelompok saya ada
kesalah pahamann antara Andrew teman kamar saya dan Colle terkait maskud
tersebud. Dikarenakan kami harus menulis semuanya itu dalam sebuah lembar
karton besar, ada yang lucu dari mereka berdua yang saling bertengkar, namun
bertengkarnya seperti romantis seperti pasangan yang baru jadian, yang buat kelompok
saya tertawa, akhirnya kamipun Cuma menulis 1 kata untuk masing – masing orang
untuk ketiga pernyataan diatas tadi untuk menutupi semua rung kosong yang ada
pada kertas karton tersebut.
Pada hari berikutnya sesi
pertama dibawakan oleh suster – suster tentang “Doing Solidarity Today” tentang
Visi dan Misi dalam tugas dan pelayanan mereka, di bagi kedalam 3 sesi. Sesi 1
dibawa oleh kongregasi MC, sesi 2 oleh
kongregasi ALMA dan terakhir oleh kongregasi RMI dan CMF. Doing solidarity berarti: giving some land(health,
education), helping need people,to give
education with quality helping people grow in faith serta general cleaning.
Dari materi tadi semua, saya menyimpulkan bahwa Yesus berpesan supaya kita
mempunyai perasaan kasihan atau compassion terhadap sesama serta to be servant
to others
Setelah sesi ketiga adalah Snack dan Personal
Needs, saya sempat pergi ke Kota Dili dengan beberapa teman dari AMC Nusa Nipa,
dan Guida and Noni AMC AIMUTIN untuk berjalan – jalan ditempat jualan Oleh –
oleh Khas Timor Leste, setelah beberapa lama berjalan akhirnya semuanya
mendapatkan apa yang akan dibeli, bahkan untuk tukaran kado pada Sabtu nanti.
Setelah kembali ke Dare
kegiatan lanjutanpun dimulai dari Ibadah Sore menggunakan Bahasa Tagalog
Philippines, dan Sheering dari Suster – suster dan Pater tentang “Doing
Solidarity Today” begitu banyak yang saya peroleh tentang Visi dan Misi dalam
tugas dan perutusan mereka, serta beberapa kegiatan AMC di Negara masing –
masing dan di tutup dengan Doa yang dibawakan oleh AMC Westi Timor.
Sabtu 10 Agustus 2019
merupakan hari keenam dalam kegiatan kami, tidak terasa hampir seminggu saya
dan kami berada di Dare Dili Timor Leste. Kegiatan pagi ini dimulai dengan
perayaan misa pagi dengan menggunakan bahasa Indonesia, selanjutnya kami
melakukan Evaluasi selama sepekan yang kami laksanakan.
Setelah melakukan
Evaluasi kegiatan Out Bounds pun dimulai. Ada yang seru dari kegiatan ini kami
saling kejar – kejaran satu dengan lain, apalagi kami main gamenya saling
berpasangan, kejar – kejaran ada yang dapat. Adapula yang lari sampai keliling
tempat kegiatan baru dapat ditangkap dan adapula yang saling kerjar Cuma mular
mular meja besar tapi tidak dapat menangkap temannya.
Saya berpasangan dengan
dengan Jenny AMC Philippines, kebutulan kami dalam kelompok keempat. Dalam game
berpasangan tersebut dimainkan Game “H”
Hitam atau Hijau yang di Translite oleh Adik AngkatKu Robertho.
Dalam peraturan geme
tersebut hanya menyentuh tangannya saja namun karena keterbatassan bahassa
makan semuanya mengartikan menangkap, maka suasana game semakin seru.
Pada kesempatan Game yang
pertama saya berhasil menangkap tangan Jenny, namun saya yang dibawa kepada MC
untuk di Hukum, akan tetapi saya berbisik pada MC bawa itu merupakan Contoh,
jadi permainannya Gamenya diulagi.
Pada kesempatan kedua,
pada saat MC mengucapkan kata Hitam Maka semuanya langsung lari tidak saling
tangkap karena takut ditangkap. Namun adapula yang main tangkap saja, jadi pada
berlarian.
Pada pasangan jenny lari namun
yang menangkapnya bukan saya namun teman yang lain dikarenakan Jenny dan yang
lainnya berdiri di baris Hitam.
Setelah Game kamipun
membersikan semua kompleks kegiatan baik dihalam dan setiap kamar yang kami
tempati.
sedangkan pada sesi
berikutnya dibawakan oleh Bruder Charlos CMF, beliau membagian kepada kami
beberapa kata – kata, dimana setiap peserta mendapatkan 1 huruf dan dimita
untuk membetuk kelompok sesuai kata tersebut mulai dari : Justice, Altruism, Participation, Alliance, Compassion, Empati,
Education, Defending, Communication, Humanity, Love, Fraternity, money, Grace,
Joy dan masih banyak lagi kata – katanya. Setelah kami menemukan/membentuk
kelompok kami, kami di minta agar bisa menjawab 2 pertanyaan yang terkalit
dengan kata yang dibentuk tadi, 2 pertanyaan yaitu : pertama, kata yang
dibuat/bentuk apakah mempunyai hubungan/keterkaitan dengan Solidarity?; kedua,
gagasan kongkrit/ide/inovasi/aksi nyata apa yang bisa membangun/mencapai kata
tersebut dalam keterkaitan dengan Solidarity?.
Saya berada dalam kelompok Fraternity bersama Suster Yudit MC,
Meci AMC Nusa Nipa Flores, Mama Erna Orang Tua AMC dan Teman – teman AMC Yang
lainnya, adapula tanggapan yang kelompok kami sajikan yaitu : Fraternity/kebersamaan membutuhkan
Solidarity untuk membangun sebuah team/kelompok/rekan kerja/bersosial
dikarenakan semuanya itu membutuhka individu – individu yang saling membutuhkan
satu sama lain untuk membangun suatu kebersamaan dan individu –individuitu sendiri
memiliki kelebihan dan kekurangan/keterbatasan masing –masing sehingga dengan
bersolidarity kekurangan bukanlah menjadi penghalang dalam sebuah kebersamaan.
Langkah kongkrit yang bisa dicapai dalam hal tersebut adalah dengan terus
belajar, mengembangkan diri (Telenta), berbagi (sheering) dan saling menerima
satu sama lain agar kebersamaan kita semakin erat dalam kasih dan cinta
Kristus.
Pada kegiatan malamnya
merupakan kegiatan malam minggu sehingga ada Api Unggun, kami semuanya
membentuk sebuah barisan besar yang terdiri dari kelompok masing – masing,
kebutulan disamping saya teman saya yang Namanya Ice dari West Timor Juga dan
merupakan incaran/cinta adik angkat saya Robertho.
Dalam lingkaran tersebut
kami bernyayi serta berdoa bersama, setelah itu kami berjalan berpasangan
menggeliligi Api Unggun dan berjalan menuju Panggung Kegiatan, dalam perjalanan
berpasangan tersebut ada becandaan yang di suarakan mulai dari Niko dan Grek;
Kenli dan Ika; Eman dan Devi serta Fredi dan Rita.
Sesampainya di Tenta dan
Panggung kamipun bernyayi dan menari Solidarity serta salah satu moment yaitu
Minum Speimpine Bersama.
Acara selanjutnya adalah
pembagian Sertifikat kepada semua peserta, undangan, panitia semuanya, dalam
sesi itu diseligi dengan penukaran cendramata atau oleh-oleh yang dibawa dari
massing –masing negara.
Kebutulan saya tidak
membawa oleh – oleh apapun, jadi saya Cuma duduk ditempat duduk, namun tidak
disangka Noni AMC Aimutin datang dan memakaikan Topi Timor Leste pada saya,
ternyata pada saat ke Dili kemarin Noni membelinya untuk saya dan saya tidak
tahu hal itu. Akupun memberikan sebuah gelang yang saya pakai ditanganKu
padanya, aku menyampaikan bahwa gelang tersebut banyak teman – teman yang
menginginkannya dan memintanya namun saya tidak memberikannya, namun karena
malam ini saya diberikan kejutan olehMu Noni maka saya memberikan gelang
kesukaan saya padaMu dan akupun memakaikannya di tangan Noni, sayapun sempat
terharu dengan kejadian ini.
Setelah itu teman
sekamarku Andrew datang padaku dan menggalungkan sebuah kalung padaKu serta
Adik angkatKu Robertho yang memberikan sebuah selendang. Aku masih malu karena
aku tidak tahu lagi harus memberikan apa kepada mereka berdua, karena selama di
Dare Mereka Berdua yang selalu bercerita tentang Negaranya.
Datanglah Tere bersama
temannya dari Taiwan untuk memberikan cendramata, saya mengucapkan terimaksi
banyak dan memberikan sebuah pelukan hangat serta berfoto bersama.
Selang beberapa waktu
datanglah salah satu teman AMC West Timor namanya Ika Manafe, biasa di sapa Ika
dari Regio Panite Batu Putih, datang dihadapanKu dan mengucapkan kakak Jo pilih
yang mana Kadonya, akupun tersipu dan mengucapkan bagaimana kalau kamu
memberikannya ada teman yang lain saja karena kita sama dari West Timor, namun
akupun mengambilnya satu kado dari padanya.
Acara selanjutnya menari
bersama dan berakhir tepat jam 12 malam waktu Dare
Keesokan harinya adalah
hari terakhir merupakan kegiatan sayonara, kegiatan pagi diawali dengan misa
berbahasa Iggris dan Tetun, selanjutnya persiapn untuk sayonara
Dalam sesi persiapan
barang barang saya pun berbegas untuk kembali kekamar untuk menitipkan sebuah
kado untuk teman sekamar saya Andrew dan Adik Angkat saya Robertho. kado
tersebut saya sisipkan sebuah kertas kecil dan bertuliskan beberapa kata yang
tidak sempat saya sampaikan langsung dikarenakan kegiatan yang banyak. Saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada Andrew dan Robertho yang mau menerimaku
menjadi sahabat dan saudara, serta permohonan maafKu karena belum bisa menjadi
sahabat dan saudara yang baik, tidak kalah juga titipan pesan untuk mereka
berdua untuk rajin belajar, berani bermimpi, tetap rendah hati dalam coretan
tulisan dari kertas kecil tersebut. Akupun bergegas pergi meninggalkan kamarKu
dan bergabung dengan teman teman yang lain dihalaman penginapan sambil menanti
jemputan dan pelepasan teman – teman yang lain yang pulang terlebih dahulu ke
negaranya.
Kendaraanpun datang
dengan penjemputan untuk teman – teman yang kembali kenegaranya dan tempatnya,
nyayian kami suarakan untuk menghibur yang menagis, mulai dari lagu bahasa
Inggris, berbahasa Indonesia sampai lagu daerah.
Tiba tiba teman sekamarKu
Andrew datang dan memelukKu dengan suara tagisnya, sambil bertanya Ice PadaKu,
aku bilang andrewnya sedih karena melihat kita semua balik kenegara kita, namun
andrew berkata sejujurnya bahwa dia tidak menyangkah saya akan memberikan kado
yang dia tidak sangkah – sangkah, begitupula dengan Adik Angkat saya Robertho,
sampai dia bilang kakak Jo orangnya romantis, sampai – sampai kita tidak tahu
kalau diberi kado, Ice Cewenya Robertho menyabung “ia kakak Jo orangnya
begitu... begitu misterus... susa di tebak”... merasa ada yang ane maka saya
ketawa saja...
Saya juga menitipkan
sebuah kado kepada Jenny AMC Philippines, setidaknya sesampainya di tempat
tinggalnya, Jenny selalu menggigat moment ini bahkan bisa berjumpa lagi.
Sambil menunggu jemputan
saya dikasih sebuah gantungan kunci dari AMC Philippines dan sebuah Rosario
dari TemanKu Guida AMC AIMUTIN.
Setelah teman – temanPun
berangkat kembali kenegaranya, kami West Timor, Philippines dan Taiwan masing
menikmati jalan - jalan di Kota Dili
Kamipun dibagi tempat
tinggal kebeberapa Orang Tua Angkat, sorenya langsung berkeliling lagi kota
Dili, ketempat – tempat bersejarah, monumen bersejarah, pusat pemerintahan dan
ke Cristo Rei yang didampingi oleh orang tua angkat kami, sampai di Cristo Rei
Kami berjumpah dengan AMC Philippines
dan Taiwan.
Setelah berjalan – jalan
dan berfoto bersama kamipun kembali ketempat tinggal kami untuk makan malam.
Sesampainya dirumah orang angkat telah menunggu kami dengan jamuan makan malam.
Keesokan paginya, kami
harus berangkat kembali ke Indonesia pukul 3 pagi, kami semua bergegas
menyipakan diri untuk berkumpul di Paroki, sebelum berangkat kami sempat makan
pagi bersama dengan orang Tua Angkat yang telah menyiapkan sarapan pagi untuk
kami, bahkan menyiapkan bekal selama perjalanan.
Kami berangkat dari Dili
sekitar pukul 5 waktu Dili, waktu perjalanan mulai berangkat saya bahkan teman
– teman yang lain Cuma melihat keluar jendela dan memandang ke arah Dare dengan
mengenang kembali aktifitas kami selama sepekan, walaupun lelah saya rasahkan
karena kegiatan yang banyak, belum sempat tidur bahkan belum mandi pagi tadi,
tapi mata ini tidak boleh menutup sementara untuk melihat kota Dili.
Setelah melewati kota
Dili saya bersandar kepada teman saya untuk tidur sebentar menanti perjalanan
yang panjang kurang lebih 4 jam perjalanan sampai di perbatasan Timor Leste
Indonesia. Dalam perjalan kami sempat berhenti sebentar untuk Snack dan makan.
Perjalananpun dilanjutkan, sebelum sampai pintu batas kami berhenti untuk kedua
kalinya untuk berbelanja minuman khas Timor Leste, kamipun turun termaksud
saya. Setelah kami berbelanja kamipun langsung berangkat ke Pos Batas Timor
leste, tidak terlalu jauh dari pemberentian kami yang kedua.
Sesampainya di Pintu Batas Timor Leste,
kelengkapan kamipun harus disiapkan untuk proses kembali keIndonesia, setelah
melewati Pemeriksaan kamipun sempat berfoto bersama sambil berjalan kaki
kepintu batas Indonesia (Motaain). Ada yang berjalan belakang dengan melihat
keaah timur, ada yang asik foto, ada yang Vidio Call untuk menayakan sudah sampai
mana? Pokoknya bayak ekspresi dari teman
– teman West Timor, melihat hal tersebut mengigatkan kembali saya akan kegiatan
tersebut ada benih – benih cinta yang hadir mulai dari ungkapan “ I Have a Crush
On You”, “I Love You” kata Adik angkat saya Robertho kepada Ice dan “You Married Me” Katanya Kenly AMC West
Timor Regio Batu Putih.
Setalah sampai di pintu
Masuk Indonesia kami apalagi saya sangat senang dikarenakan rindu akan masakan
ibu. Setelah berkas kami diperiksa di pintu masuk Indonesia, kami semuapun
langsung berbegas ketempat parkiran dikarenakan kendaraan kami telah menunggu
dari pagi, setelah semua berkumpul kamipun langsung melanjutkan perjalanan ke
Kota Atambua untuk berhenti sebentar untuk melayat teman Kami AMC West Timor
Regio Weluli yang ayahnya meninggal, setelah itu kamipun langsung melanjutkan
perjalanan kami ke Nurobo, Oenopu, Benlutu, Panite dan Regio yang Terakhir
Kupang. Kami sampai di Kupang sekitar Pukul 9 malam waktu Kupang.
“saya sangat bahagia
dikarenakan kegiatan AEYG 2019 + CF panitianya sangat bekerja dengan baik dan
sangat sangat baik dan juga Pemerintah Republik Timor Leste. Dari mulai
persiapan, kedatangan kami sampai dengan kepulangan kami kenegara kami masing –
masing, semuanya diatur dengan sangat baik dan luar biasa.
Saya bangga dan sangat
senang bisa menjadi bagian dari kegiatan ini, bisa mengikuti, melaksanakan
kegiatan ini dari awal sampai dengan selesai, begitu bayak hal yang saya
peroleh, mulai dari mendapat teman kamar yang kocak abis dan Adik angkat
yang pinter, banyak karakter yang saya pelajari yang membuatku mebutuhkan orang
lain untuk bersama – sama.
Banyak refleksi yang saya
dapatkan membuatku untuk merenungkan tentang apa yang aku dapat dan aku miliki.
Untuk orang muda apalagi orang muda katolik harus memiliki rasa cinta dan kasih
yang sangat besar untuk suatu perubahan yang besar, kita semua mimiliki
talenta, moral, spiritual dan kehidupan hal tersebut mengajari anak muda untuk
bersyukur dan mengembangkannya dirinya untuk berbagi, menjadi agen perubahan
baik di lingkup keluarga, sosial bahkan diri sendiri.
Saya mendapat pelajaran
yang berharga yaitu solidarity : Go, Sell, Share and Follow, bagaiman dengan
keterbatasanKu ini sehingga saya sebagai kaum muda tidak boleh menyerah,
melainkan saya sebagai kaum muda harus terus dan terus belajar sehingga
solidarity bisa dibagun dalam sebuah kasih dan cinta. Adapula Justice, Altruism, Participation, Alliance,
Compassion, Empati, Education, Defending, Communication, Humanity, Love,
Fraternity, money, Grace, Joy yang
digambarkan kepada saya dan semua peserta, bagaimana dan manfaatnya dalam
membangun solidarity.
Saya sebagai kaum muda
juga harus selalu melakukan evaluasi diri atau apapun itu sehingga Solidarity
yang tercipta haruslah tetap terbagun.
Terima Kasih Timor Teste
I Love Claretian
Viva AMC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar