Jumat, 17 Januari 2020

claret "17 januari"


17 Januari
A) CLARET.
1849. Ia berkotbah di Tirajana (Gran Canaria)
1850. Pada hari-hari ini, ia berkotbah berkali-kali lipat banyaknya di Kota Tarragona; ia tinggal di Istana keuskupan agung. 
1851. Ia melewati harinya dengan berkotbah di Málaga, sementara mereka menanti pelayaran selanjutnya ke Cuba. 

B) KONGREGASI: Pola ˂Definisi˃ seorang misionaris.
Meskipun kewajiban-kewajiban pada tugasnya tidak mengizinkan dia tinggal bersama seperti biasanya dengan para misionaris, Claret selalu dekat. Inilah alasannya sehingga pada tahun 1861 dari Madrid dikirimnya kepada P. Xifré sebuah dokumen yang sangat berharga bagi kita: Definición del misionero <Pola seorang Misionaris>. Didalamnya diringkaskan kehidupan yang ideal yang dicita-citakan Claret dan yang ingin diwariskan kepada para putranya (Auto 494). Inilah satu teks dari dua tulisan Pendiri: Aku berkata kepada diriku sendiri:    Seorang Putra Hati Tak Bernoda Maria adalah seorang yang membara di dalam kasih dan membakar di mana saja dia lewat... (bdk. Kons. 9). 

C) TOKOH: María Antonia Paris, Pendiri RMI (1813-1885). 
Vallmoll (Tarragona, Spanyol). Ia masuk Serikat Maria pada tahun 1841. Sejak saat itu ide fundamental hidupnya adalah menyenangkan Tuhan dan selalu melaksanakan kehendakNya. Dan Tuhan mempunyai rencana untuk Dia. Allah membimbing dia dengan penyelenggaraanNya sampai kepada Antonius Maria Claret, imam misionaris. Pada tahun 1850, Antonia Maria mempresentasikan kepada P. Claret rencana pendirian kongregasi sebagaimana Tuhan telah menginspirasinya. P. Claret memahami hal tersebut sebagai karya Allah dan ia membantunya. Pada tanggal 25 Agustus 1855, di Santiago de Cuba, lahirlah sebuah  Institusi baru. Suster Maria Antonia Paris menyatukan aksi dan kontemplasi, ia menjadi amal bagi Tuhan dan menyerahkan diri dalam pelayanan kemanusiaan. Ia meninggal dunia di Reus, tempat di mana jasadnya disimpan.

D) POIN PENTING: Koreksi dengan keramahan <fraternal>.
Ayah saya menyuruh saya bekerja pada setiap bagian kerja yang ada di sebuah pabrik yang seluruhnya penuh dengan benang dan kain, dan saya ditugaskan untuk jangka waktu yang lama, bersama dengan seorang pemuda, memberikan sentuhan akhir atas pekerjaan-pekerjaan yang dikerjakan orang lain . Dan ketika kami harus mengoreksi seseorang, saya sangat sedih dan, meskipun demikian, saya melakukannya, tetapi sebelumnya saya biasanya mengamati apakah di dalam pekerjaan itu ada yang dilakukan dengan baik, dan dari sanalah saya mulai membuat pujian atas hal tersebut, mengatakan bahwa hal-hal tersebut sudah baik sekali, hanya tinggal ini dan itu yang kurang, dan bahwa, dengan mengoreksi kekeurangan-kekurangan kecil tersebut, karyanya akan menjadi sempurna (Auto 33).
… Dengan cara demikianlah para pekerja selalu menerima koreksi saya dengan rendah hati dan mereka memperbaharui dirinya; dan seorang teman sejawat lain, yang lebih baik daripada saya, namun tidak menerima rahmat kebaikan hati dari surga, ketika ia mengoreksi, ia merasa terganggu, ia menanggapi mereka secara kasar dan mereka menjadi marah dan terkadang mereka tidak tahu hal mana saja yang mesti mereka perbaiki. Di sanalah saya belajar bahwa betapa berharganya memperlakukan semua orang dengan keramahan…, dan sungguh benarlah bahwa lebih banyak keuntunggan diperoleh dengan berlaku ramah daripada dengan kasar dan kemarahan (Auto 34). 

E) REFLEKSI PRIBADI
1. Bagaimana rekasi Anda berhadapan dengan koreksi-koreksi yang biasanya dilakukan? Apakah koreksi-koreksi itu membantu Anda bertumbuh? 
2. Bilamana dibutuhkan, bagaimana biasanya Anda mengoreksi sesama?
3. Ingatlah <renungkanlah> Konstitusi nomor 55: "Penuh kasih saying satu sama lain, jikalau kita melihat bahwa satu saudara tersesat dari jalan yang benar… tegurlah dia di bawa empat mata dengan cinta kasih yang penuh kelembutan dan kerendahan hati, sambil mengingat kelemahan kita sendiri".
4. Kisahkanlah pengalaman koreksi fraternalmu dengan seorang saudara: potensi-potensi, keberhasilan, kebaruan, perjumpaan, kebebasan, kedekatan.

F) KATA-KATA INSPIRATIF
"Saya selalu siap sedia memberikan hidup bagi Tuhan. Dan dalam misa setiap hari, saya menyiapkan diri dan saya memepersembahkan diri sebagai korban yang bertujuan agar Bapa Surgawi dilayani. Setiap hari saya berdoa bagi dia yang akan membunuh saya... Sebanyak yang saya inginkan dan lakukan untuk pekerja dan pekerja itulah yang akan membunuh saya" (Beato Jaume Girón, CMF)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar