Kamis, 28 Mei 2020

Claret -"16 Mey"-

Sang Pemulung Kisah: Sukacita dalam Kesukaran dan Penderitaan
16 MEI
A. CLARET
1853. Claret memberkati kapela di rumah Muder Paris dan rekan-rekannya di Santiago, Cuba.
1862. Claret merasakan sebuah pesan ilahi yang menegaskan rahmat yang berasal Sakramen Ekaristi.
1865. Bersama tentara kerajaan, Claret berangkat dari Madrid ke situs kerajaan di Aranjuez.

B. KONGREGASI (ABAD BARU: 1949-1967): DIUSIR DARI CHINA
Pada tanggal 27 April 1949, P. Salvador Alfageme, dalam kondisi hampir buta, diusir dari China bersama enam imam muda, Patre’s M. Gonzales, G. Sarasqueta, Marcio, Aguirre, Jarussi, Vela, dan Bruder Caballero, serta seorang aspiran asal Tunki-China, dan tiga suster Claretian. Pada tanggal 7 Juni, mereka tiba di Shanghai, setelah perjalanan jauh itu. Sementara itu, penduduk Tunki dirasuki oleh rasa nasionalisme yang kuat, bahkan sampai berani menjadi martir, dan para Claretian yang masih tinggal di Tunki terdampak oleh situasi ini dan diasingkan, dan sedikit demi sedikit harta benda mereka dirampas. Pada 9 Oktober, P. Alfageme dan saudara-saudari kita akhirnya bisa meninggalkan Shanghai dan menuju ke Hong Kong, kecuali seorang aspiran itu yang tidak diizinkan pergi. P. Alfageme segera menuju ke Roma dan Spanyol, dan Bruder Caballero menyusul dia. Pada tahun 1952, misionaris-misionaris akhirnya diusir semuanya dari China oleh regim komunis. Banyak kisah tertinggal di sana, sebagaimana dua misionaris muda yang wafat saat tiba dari pengasingan itu. Para misionaris migran kita itu akhirnya disebar untuk membantu misi-misi kita di Filipina dan Jepang.

C. TOKOH: TOMAS DE MANZARRAGA, CMF, Misionaris dan Musisi (1908-1988)
Igorre (Biscay, Spanyol). Ia menjaga relasi persahabatan yang baik dengan keuarga Iruarrizaga, yang memang berasal dari kota yang sama. Pada tahun 1934 ia diutus oleh pemimpinnya untuk belajar musik di Universitas Katolik Paris dimana ia memperoleh gelar doktor dalam lagu Gregorian dan sertifikasi dalam memimpin paduan suara. Selama tinggal di Paris, sampai tahun 1947, ia menjadi organis untuk Misi Spanyol. Pada tahun 1950 ia tiba di rumah kita di Buen Suceso, Madrid sebagai seorang guru organ dan pemimpin majalah Tesoro Sacro Musical. Ia merenovasi dan memperluas Sekolah Musik Kudus yang dibangun oleh P. Luis Iruarrizaga, dimana ia menerapkan Metode Ward tahun 1958 dan metodologi Ritme Musik pada tahun 1967. Namun lebih daripada itu, ia memberi dirinya untuk mengajar guru-guru lagu Gregorian dan musik kudus. Sejak 1983 sampai 1988 ia menjadi Master Kapelan di Katedral Granada. Akhirnya ia ditugaskan ke Pamplona dimana ia meninggal di sana. Ia mewariskan banyak karya musik dan risalah pendidikan musik.

D. POINT PENTING: SUKACITA DI TENGAH PENDERITAAN
(Aut 577) Sesudah perawatan darurat ini, saya dibawa ke rumah penginapan saya sambil berbaring di atas usungan. Saya tidak bisa menggambarkan kenikmatan, kesenangan dan kegembiraan yang dirasakan jiwaku saat saya menyadari bahwa saya telah mencapai apa yang begitu saya inginkan, yaitu menumpahkan darah demi kasih kepada Yesus dan Maria dan bisa memeteraikan kebenaran-kebenaran injil dengan darah yang mengalir dalam urat-urat darah saya. Kenikmatan saya naik tinggi saat memikirkan bahwa kejadian ini baru merupakan suatu bukti tentang apa yang nanti akan saya capai nanti pada waktunya, yaitu menumpahkan darah saya sepenuhnya, dan melengkapi pengorbanan saya dengan kematian. Saya merasa bahwa luka- luka ini adalah seperti sunat Yesus, dan bahwa nanti pada satu waktu kelak saya akan mendapat kegembiraan dan keuntungan mati di salib sebuah tiang gantungan, pisau belati yang membunuh atau hal lain semacam itu.
(Aut 578) Kegembiraan dan kesenangan ini berlangsung selama saya harus berbaring di tempat tidur sehingga saya menggembirakan semua orang yang datang mengunjungi saya. Kegembiraan itu sedikit demi sedikit berkurang dengan sembuhnya luka-luka itu.

E. REFLEKSI PRIBADI
a. Bagaimana anda biasanya bersikap terhadap halangan dan “penyiksaan / penderitaan”? (bdk. Konst. 9)? Bagaimana seharusnya anda bersikap?
b. Pernahkan anda mengalami sukacita dalam penderitaan ketika mewartakan Injil? Bagaimana sikapmu waktu itu? Apakah anda ketakutan, atau benci terhadap musuh-musuhmu, atau melarikan diri, berdoa, atau mencari bantuan?
c. Apakah anda menerima kesulitan-kesulitan ini sebagai kesempatan untuk mengidentifikasi diri dengan Kristus yang tersalib?

F. KATA INSPIRATIF
“Aktivitas kerasulan kita harus mengalir dari sebuah identifikasi dengan Kristus sang Pewarta Kabar Baik dan dari persekutuan dan persahabatan yang erat dengan-Nya, yang akan mencegah kita dari sebuah aktivisme belaka.” (SW 6) #epmcmf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar