Kamis, 28 Mei 2020

Claret -'19 Mey"-


19 MEI

A. CLARET
1849. Claret mengiyakan permohonan Vikaris General Militer, Dr. Pigem, untuk mendengarkan pengakuan dari para narapidana di penjara Barcelona.
1851. Secara resmi, Claret memulai kunjungan pastoralnya di Santiago, Cuba.
1861. Di Aranjuez, Claret, atas nama nuncio, berbicara dengan Ratu untuk menentukan jabatan-jabatan uskup untuk Tortosa, Calahorra dan Osma.

B. KONGREGASI (ABAD BARU 1949-1967): VISITORSHIP FILIPINA MENJADI DELEGASI INDEPENDEN
Rumah di Santa Barbara (Pangasinan) ditinggalkan. Dewan General menyampaikan keputusannya untuk meninggalkan rumah di sana melalui surat Pater Ireneo Diez tanggal 16 Oktober 1954, dan resmi dilaksanakan pada 16 Januari 1955. Setelah itu, Dewan General mendorong pimpinan organisme di Filipina untuk membangun kantor Prokura di Manila, khusus di Taft Avenue tanggal 1 Agustus 1955 dengan seizin Kardinal. P. Mariano Gonzalez, bersama dengan P. Jose Maria Querexeta dan P. Miguel Mialet, membangun residensi itu di sana. Secara resmi residensi ini diakui pada tanggal 2 Desember 1955. Dewan Visitorship Filipina yang ditunjuk oleh Generalat adalah P. Francisco Ciruana, Konsultor pertama P. Arcadio Hortelano dan Konsultor kedua P. Jose Mallorqui. Dewan ini berjalan selama tiga tahun, sampai kemudian dipilih kembali untuk periode kedua oleh Dewan General tanggal 19 November 1956. Pada tahun 1959, P. Agustin Rebollar dipilih sebagai Visitor.
C. TOKOH: FRANCISCO GUTIERREZ, CMF, Prefek Apostolik (1872-1941)
Calahorra (La Rioja, Spanyol). Ia adalah Superior Seminari Claretian di Barbastro dan Konsultor Provinsi Catalunya. P. Juan Gil, Prefek Apostolik pertama Choco, meninggal mendadak, karena itu pada tahun 1912 P. Alsina mengusulkan P. Francisco Gutierrez, yang jarang pergi ke Choco, untuk menggantikannya. Sebagai Prefek Apostolik ia, sangat sayang kepada para misionarisnya. Ia kelihatan lebih sebagai seorang Misionaris yang sederhana, daripada seperti seorang Prefek. Ia seorang pengkotbah yang hebat. Ia mendorong pembangunan sekolah-sekolah. Melalui inisiatifnya, terbitan Halaman Paroki dipublikasikan, yang kemudian nanti akan berkembang menjadi sebuah majalah bernama La Aurora atau Fajar. Ia menulis sebuah buku berjudul Kisah Beberapa Kunjungan Apostolik dalam Misi Choco yang diterbitkan pada tahun 1924. Ia sangat suka dengan Choco, tetapi tidak dengan posisinya. Pada tahun 1930 ia menerima persetujuan pengajuan mundur dari tugasnya. Ketika ia meninggalkan Choco, ia membuat rumahnya di Jesus Nazareno, Medelin. Pada tahun 1940 ia merayakan 50 tahun profesi religiusnya di sana, ditempat dimana ia akhirnya menghembuskan nafas terakhir.

D. POINT PENTING: KOMUNITAS ITU IBARAT SARANG LEBAH MADU
(Aut 608) Semua orang di luar yang datang berkunjung kepada kami kagum akan tempat kediaman kami. Saya menyinggung hal ini karena saya telah memberikan perintah supaya imam-imam di luar yang datang ke kota bisa menjadi tamu dalam istana saya, entah saya ada atau tidak, dan mereka boleh tinggal selama mereka inginkan. Ada seorang “canon” dari Pulau Santo Domingo, bernama Romo Gaspar Hernandez, yang datang ke Cuba ketika dipaksa melepaskan tempat kerjanya karena revolusi. Dia tinggal di istana saya, sambil makan bersama kami selama tiga tahun… Tidak luput dari perhatian mereka bahwa rumah kami seperti sarang lebah, yang satu keluar yang lain masuk menurut ketentuan yang saya berikan kepada mereka, dan mereka semua selalu sangat gembira dan bahagia…
(Aut 609) Saya kadang-kadang berpikir bagaimana itu bisa terjadi bahwa kedamaian, kebahagiaan dan harmoni begitu besar merajai begitu banyak orang dalam waktu begitu lama. Saya tidak bisa memberi alasan lain selain mengatakan: Digitus Dei est hic “Inilah tangan Allah”. Inilah sebuah anugerah luar biasa yang diberikan Allah kepada kami karena belaskasihan dan kebaikan hatiNya yang tak terbatas. Saya tahu bahwa Tuhan memberkati usaha-usaha yang kami lakukan untuk memperoleh anugerah yang sangat khusus ini.

E. REFLEKSI PRIBADI
Claret melihat Tangan Allah dalam hidup persaudaraan dan kerasulan bersama rekan-rekannya di istana keuskupan.
a. Bagaimana komunitas anda hidup dalam kasih persaudaraan dan keramahan pada setiap tamu yang datang?
b. Apa kontribusi yang bisa anda berikan sehingga komunitas anda bisa menjadi “sarang lebah madu” persaudaraan dan kerasulan?

F. KATA INSPIRATIF
“Namun, jika ia tidak menyediakan waktu untuk mendengarkan sabda Allah dengan hati terbuka, jika ia tidak memperbolehkannya menyentuh hidupnya, mempertanyakannya, mendesaknya, menggoncangkannya, dan jika ia tidak mencurahkan waktu untuk berdoa dengan sabda itu, maka ia akan sungguh menjadi seorang nabi palsu, seorang penipu, seorang pembohong yang dangkal.” (Paus Fransiskus, Evangelii Gaudium, 151)#epmcmf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar