Selasa, 05 Mei 2020

Claret : "3 Mey"

3 MEI
A. CLARET
1852. Di Santiago, Cuba, Claret menahbiskan para seminaris menjadi Imam dan membaptis seorang dokter Chinese bernama Dr. Sigan.
1861. Dalam beberapa instruksi kepada P. Joseph Xifre, Claret menyampaikan supaya ia memperhatikan para imam kita untuk belajar bahasa Prancis dalam rangka mendengarkan pengakuan bagi orang asing… dan menolong mereka yang sedang dalam perjalanan.
B. KONGREGASI: KRISIS PANGGILAN
Kejadian perang sipil Spanyol ini berpengaruh signifikan pada kemunduran jumlah personil kita di sana. P. Nicolas Garcia, setelah membaca dan menyadari situasi ini pada tahun 1937, menulis sebuah Circular yang berjudul La Vocacion Misionera pada tahun 1938, dimana ia mengundang semua provinsi untuk menambah jumlah postulan dan pra-postulan dan menyiapkan Promotor Panggilan. Ia menyusun surat ini atas nama Dewan General, yang mendasarkan diri pada studi yang mendalam tentang panggilan-panggilan menurut petunjuk Kapitel General sebelumnya dan disemangati oleh teladan Bapa Pendiri dan P. Xifre. Kongregasi menderita oleh karena berkurang drastisnya jumlah anggota baik itu imam-imam yang saleh, para frater berkaul yang melambangkan masa depan, para bruder yang mantap, dalam jumlah yang besar, yang telah dikorbankan karena revolusi di Spanyol … Karena semuanya ini, Kongregasi punya kebutuhan yang tidak dapat dielakkan yakni pertumbuhan jumlah anggota, tetapi yang terseleksi; karena yang membuat Institut religius itu berkembang bukan soal jumlah, tetapi kualitas dari para anggotanya.
C. TOKOH: RHOEL GALLARDO, CMF, Martir di Filipina (1965-2000)
Olongapo (Filipina). Ia dibunuh pada 3 Mei, 2000, hanya setelah enam tahun sesudah tahbisannya. Ia menderita Kalvarinya, karena disiksa oleh para penculiknya. Tubuhnya ditemukan dengan tiga butir peluru pada punggung dan kepalanya. Kelompok fundamentalis muslim Abu Sayyaf menyerang Claret School Tumahubong di kota terpencil Sumisip, Basilan, selatan Filipina pada 20 Maret, 2000, membawa P. Rhoel, empat guru dan 22 anak murid sebagai sandera. Setelah negosiasi yang alot antara para pemberontak di satu pihak dan Uskup, Provinsial Claretian serta seorang ulama di pihak lain, kesepakatan akhirnya dicapai; tuntutan sama sekali tidak diterima. Tentara Filipina menyerang balik para pemberontak di hutan untuk menyelamatkan para sandera. Mereka akhirnya menemukan jasad P. Rhoel dengan tanda penyiksaan yang sengaja ditinggalkan. Mereka membunuh juga tiga guru dan lima anak-anak.
D. POINT PENTING: BENCANA ALAM
(Aut 529) Kerusakan yang diakibatkan oleh gempa-gempa bumi di Cuba
sungguh ngeri… Saya meninggalkan misi umat di Bayamo dan pergi ke Santiago, 34 dan saya merasa terkejut melihat begitu banyak reruntuhan; orang hampir tidak bisa bergerak lewat jalan-jalan karena penuh dengan rongsokan dan puing-puing. Katedral retak seutuhnya… Istana Uskup menjadi rusak dan demikian juga semua gereja lain, kurang lebih. Dengan demikian lapangan-lapangan umum dijadikan kapela di mana misa dirayakan, sakramen-sakramen diterimakan dan kotbah- kotbah diberikan. Semua rumah dalam keadaan rusak, berat atau ringan.
(Aut 533) Ada banyak kehancuran, namun kami hampir tidak menyesalkan
korban-korban jiwa. Banyak sekali orang menceritakan keajaiban belaskasihan Allah, mereka, sesudah mengalami kehancuran rumah-rumah
mereka…
(Aut 534) Gempa-gempa berlangsung dari tanggal 20 Agustus sampai akhir
Desember, dengan beberapa penghentian secara singkat, namun sebaliknya ada hari di mana ada sebanyak lima gempa. Kami melaksanakan upacara permohonan, dan bersama semua “canon” dan imam lain kami membuat prosesi ke lapangan terbuka di tepi pantai di mana telah dibangun sebuah kapela darurat dengan kayu dan terpal besar. Setiap pagi semua orang berkumpul di sana, pemerintah maupun masyarakat kota; selain menyanyikan litani kami merayakan Misa votif permohonan.
E. REFLEKSI PRIBADI
a. Baimana anda bereaksi terhadap berita bencana alam, termasuk yang terjadi di negara yang jauh?
b. Coba ingat kembali bencana-bencana alam yang kamu alami dan mempengaruhimu!
c. Apa yang bisa dan harus kita lakukan? Apa yang tidak harus kita lakukan? Bagaimana kita bisa menyatukan keprihatinan ini ke dalam hidup dan misi Kongregasi kita melalui Prokura Misi atau LSM, dan sebagainya?
F. KATA INSPIRATIF
“Kebijaksanaan lahir dalam diri manusia bersama dengan akal budinya, diasupi nutrisinya lewat studi, dikuatkan dengan bertambahnya usia, dijernihkan melalui mereka yang bijak, dan disempurnakan dalam pengalaman harian.” (Aut 383) #epmcmf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar