Kamis, 28 Mei 2020

Claret -"17 Mey"-

Berapa kali kita mengampuni keaalahan? – ev. marudut tua sianturi
17 MEI

A. CLARET
1851. Claret memulai kunjungan-kunjungan pastoralnya ke katedral dan beberapa paroki di Santiago, Cuba.
1854. Claret meminta Kapten General di Pulau untuk mendorong pemerintah Madrid mengirim dokumen untuk pembangunan gedung sekolah Muder Paris dan rekan-rekannya di Santiago.
1867. Claret berangkat dari Madrid menuju biara Guadalupe (Caceres). Ia tiba di Castilblanco (Badajoz), di mana ia berkotbah dalam dua hari ia berada di sana.

B. KONGREGASI (ABAD BARU: 1949-1967) PERESMIAN GEREJA VOTIF DI ROMA
Pada tanggal 8 Desember 1952, saat hari raya Maria dikandung tanpa noda, gereja pontifikal yang khusus dipersembahkan kepada Hati Tak Bernoda Maria diresmikan di Roma. Perayaan pemberkatannya dilaksanakan sehari sebelumnya dipimpin oleh Kardinal Clemente Micara, Vikaris Paus. Misa Pontifikal Hari Raya ini dimulai jam 10.30. Uskup Agung Carlo Confalonieri memimpin perayaan ini, waktu itu ia menjabat sebagai sekretaris Kepausan untuk urusan seminari. Koor polifoni menampilkan lagu-lagu Misa untuk penghormatan St. Eduardus, Raja dan Martir yang dikarang oleh Licinio Refice tahun 1933. Pada sore hari, Triduum dimulai dengan berkat Ekaristi oleh Kardinal Luigi Masella. Semua perayaan peresmian ini berakhir pada tangga 10 Desember dengan berkat penutup oleh Vikar Emeritus Luigi Traglia. Hari-hari itu sangat bersejarah dan tidak dapat dilupakan suasana kebahagiaannya bagi mereka yang berpartisipasi di dalamnya. Peristiwa ini adalah sebuah warisan yang masih kita alami sampai saat ini. Para superior menolak untuk menyelesaikan konstruksi dari sakristi dan kubah, yang juga didesain oleh arsitek terkenal, Armando Brasini.

C. TOKOH: VENERABILIS JERONIMO USERA, Cistercian dan Pendiri (1810-1891)
Madrid (Spanyol). Ia mengenakan jubah Cistercian di Osera (Orense). Ia adalah seorang profesor Yunani pada Universitas Central Madrid. Ia juga adalah seorang Misionaris dan Vikaris General Militer di Teluk Guinea. Ia juga menjabat sebagai Canon di Santiago, Cuba sejak 1848, rektor seminari, gubernur gereja dan vikaris. Pada tahun 1851 ia berangkat ke Peninsula, ditugaskan oleh Pater Claret untuk menangani isu-isu tentang liturgi dan klerus di Madrid. Pada tahun 1853 ia ditunjuk menjadi dekan di Puerto Rico dan gubernur gereja. Pada tahun 1864 ia mendirikan Kongregasi Para Saudari Kasih Allah di Toro (Zamora). Ia kembali ke Cuba sebagai dekan untuk Havana. Pada 1 Juni 1864, ia menulis kepada Ratu Isabella II: Karya saya di Cuba memperoleh persetujuan oleh yang terhormat Uskup Agung Antonius Maria Claret. Ia memberiku kehormatan, melalui kuasanya, untuk menduduki kursi metropolis di sana, dan memberi kepercayaan kepada saya untuk tugas rektor Seminari Santiago, Cuba. Ia meninggal dengan reputasi orang kudus di Havana.

D. POINT PENTING: BERBELAS KASIH SEBAGAIMANA BAPA DI SURGA
(Aut 583) Orang yang berusaha membunuh saya ditangkap pada saat itu dan dipenjarakan. Ia diadili dan dihukum mati oleh hakim, sekalipun saya sudah membuat pernyataan bahwa saya sebagai orang Kristen, imam dan Uskup Agung mengampuni dia. Ketika hal itu disampaikan kepada Kapten Jenderal dari La Havana, Bapak Jose de la Concha, ia datang khusus untuk bertemu saya. Saya memohon kepadanya untuk mengampuni orang itu dan mengatakan kepadanya supaya dia diungsikan dari pulau agar masyarakat jangan sampai membunuh dia seperti yang ditakuti karena ia melukai saya…
(Aut 584) Saya menawarkan untuk membayar biaya perjalanannya supaya ia kembali ke tempat kelahirannya, Pulau Tenerife di Canarias. Namanya adalah Antonio Perez, orang yang sama yang setahun sebelumnya, tanpa saya mengenal dia, saya membuat dia keluar dari penjara hanya karena keluarganya memohonnya kepada saya. Dan untuk melaksanakan kebaikan itu, saya memohonnya kepada yang berwenang. Mereka mengabulkan permohonan saya dan membebaskan dia, dan setahun kemudian ia berbuat baik kepada saya dengan melukai saya. Saya mengatakan berbuatlah baik, karena saya menganggapnya sebagai anugerah besar dari surga, yang telah mendatangkan kebahagiaan besar bagi saya dan atas anugerah itu saya terus-menerus mengucap syukur kepada Allah dan kepada Maria Tersuci.

E. REFLEKSI PRIBADI
a. Apakah anda mengampuni orang yang membuat anda menderita?
b. Apa yang membuat anda sulit untuk mengampuni?
c. Apa artinya mengampuni sebagaimana Allah mengampuni kita?
d. Refleksikan dengan tenang beberapa pertanyaan ini: Saya bisa mengampuni jika…
• Pengampunan itu bukanlah…
• Begitu saya mengampuni kesalahan besar, saya merasa…
• Saya harus mengampuni orang ini…

F. KATA INSPIRATIF
“Beatifikasi itu selalu sebuah perayaan iman dan pengampunan, bukan sebuah penghakiman atau balas dendam. Karena itu, ia selalu bermakna. Hal ini bukanlah rangkuman peristiwa atau catatan masa lalu, tetapi sebuah gambaran masa depan. Kita hanya bisa hidup bersama ketika kita belajar untuk menghormati dan mengampuni satu sama lain.” (Mathew Vattamattam, Misionaris Sampai Akhir, 17) #epmcmf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar