Selasa, 05 Mei 2020

Claret "24 April"

24 APRIL
A. CLARET
1844. Claret tiba di Molins de Rei (Barcelona); mungkin selama perjalanan inilah seorang pria miskin membayar makanannya.
1862. Claret berkomunikasi dengan Paus perihal penyesalannya karena tidak dapat menghadiri rapat agung di Roma bersama para uskup lainnya dalam rangka kanonisasi St. Mikhael de Sanctis, yang akan diadakan pada tangga 8 Juni. Namun, Claret tetap berharap agar dapat merayakan pestanya di Vic, pada 5 Juli.
1869. Paus Pius IX menerima Claret dalam audiensi dengan penuh keakraban, yang sungguh terkesan baginya.

B. KONGREGASI: KAPITEL UMUM XIII (1934), PERIODE PARA MARTIR (1934-1937)
Pada tahun 1934, tidak lama setelah beatifikasi P. Claret (25 Februari 1934), Kapitel Jenderal XIII diadakan di Roma (15 Maret-30 April). P. Filipe Maroto pun terpilih sebagai Pemimpin Umum yang baru. Dia sangat terkenal di Roma karena talenta spiritual dan intelektualnya. Kecakapannya dalam Hukum Kanonik sangat luar biasa. Maka para Claretian pun sering dijuluki sebagai Maratinos. Namun, kendala yang dihadapi P. Maroto pada waktu itu adalah dia kurang mengenal dengan baik situasi di Spanyol. Maka inilah alasan sikapnya sebelum perang saudara Spanyol (1936-1939), dan reaksinya ketika ia mengetahui tentang tragedi itu. Tidak diragukan juga bahwa inilah alasan kematiannya yang begitu cepat-mendadak; ia tidak dapat menanggung tragedi tersebut dan pada akhirnya beliau meninggal pada tahun 1937.
Dalam Kapitel ini, topik yang dibahas adalah mengenai kepemimpinan Kongregasi, ketaatan, pelayanan, studi dan administrasi, dan juga mulai diterbitkan berbagai Bulletin dari Propinsi-Propinsi. Selain itu juga ditetapkan pendirian Colegio internasional di Roma.

C. TOKOH: JOAQUÍN JUANOLA,CMF, Misionaris di Guinea Ecuatorial (1853-1912)
Mayá (Girona, Spanyol). Pada tahun 1872, ia masuk Kongregasi, yang waktu itu masih dalam perasingan di Prancis, dan menerima tahbisan imamat dari Uskup Perpignan. Pada tahun 1884 ia ditugaskan ke Guinea Ecuatorial. Dia berkontribusi pada pendirian begitu banyak misi seperti Annobón, Sancarlos, Concepcion dan Basilé. Dia adalah tangan kanan untuk seluruh Prefek Apostolik. Dia adalah ahli bahasa yang hebat. Buku tata bahasa bubi dianggap sebagai mahakaryanya. Dia mengambil bagian secara aktif dalam semua penelitian ilmiah yang terjadi pada masanya dan menghasilkan beberapa penemuan penting. Dia pun menjadi Superior untuk semua rumah. Kecuali menjadi superior rumah St. Isabel hanya dari 1888 hingga 1912. Dia melakukan ekspedisi ke Monrovia dan Liberia, demi melihat kemungkinan mendirikan misi di sana. Dia mempertahankan pulau Annobón dalam rangka melawan ambisi Jerman. Ia pun meninggal pada tanggal 2 April sebagai Vikaris Delegatus, hanya selang beberapa jam setelah P. Coll telah berangkat ke Spanyol untuk menghadiri Kapitel Jenderal di tahun 1912.

D. POIN PENTING: DISCERMENT AKAN RENCANA ALLAH
Pada tanggal 11 Agustus, ketika saya turun dari mimbar sesudah penutupan kebaktian, saya dipanggil ke istana Uskup. Ketika saya tiba di sana, ia memberikan saya surat tertanggal 4 Agustus, yang berisi berita bahwa Ratu telah mengangkat saya sebagai Uskup Agung Cuba. Saya merasa mati-shock dengan berita demikian (Aut 491).
Terkejut oleh pengangkatan, saya tidak mau menerimanya karena saya menganggap diri saya tidak layak dan tidak mampu menerima kehormatan yang begitu besar. Karena tidak mempunyai pengetahuan dan kebajikan-kebajikan yang diperlukan, dan dengan merenungkan sesudahnya dengan lebih teliti, saya menyimpulkan bahwa, sekalipun saya memiliki pengetahuan dan kebajikan yang perlu, saya tidak boleh meninggalkan Perpustakaan Religius dan Tarekat yang baru saja lahir. Maka, dengan ketegasan yang besar saya terus menolak permintaan tersebut… (Aut495).
Perintah ini sangat mengguncang saya: Di satu sisi, saya tidak berani untuk menerima; di sisi lain, saya ingin patuh. Saya pun memohon kepada Uskup untuk memberikan waktu bagiku beberapa hari demi mempertimbangkannya. Kemudian saya memanggil P. Jaime Soler, Jaime Passarell, Pedro Bach, dan Stephen Sala. Dan memohon kepada mereka untuk mendoakan kepada Allah. Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya berharap agar mereka dapat memberitahukanku, pada hari terakhir masa retretku tentang langkah terbaik dalam memulai tugas mulia tersebut. Apa yang harus saya lakukan. Mereka menyimpulkan bahwa adalah kehendak Tuhan bahwa saya pantas menerima tugas mulia tersebut (Aut 496).

E. REFLEKSI PRIBADI
1. Ketika anda mencari kehendak Allah di masa-masa sulit, apakah anda meminta nasihat?
2. Apakah anda dapat menerima kehendak Allah ketika melampaui apa yang anda anggap masuk akal atau pantas?

F. KATA-KATA INSPIRATIF: “Di dalam Konstitusi tidak ada satupun 'huruf mati'; maka sangatlah perlu untuk mentaati seluruh Konstitusi; jadi pelanggaran terhadap satu nomor membuka pintu untuk relaksasi dan ketidaktaatan terhadap nomor yang lainnya.” (Jesús Álvarez). #pydsj

Tidak ada komentar:

Posting Komentar