Selasa, 05 Mei 2020

Claret :"27 April"

27 April
A. CLARET
1854. Demi menyokong karya pertanian, Claret mengusulkan kepada Kapten Jenderal setempat (Kuba) untuk mendirikan bank tabungan paroki.
1858. Claret meninggalkan Madrid dan menuju Aranjuez. Dari sana kemudian dia akan berangkat bersama Ratu dan Raja ke Alicante dan Valencia. Baginya, ini merupakan perjalanan istana yang pertama; punya banyak kesempatan untuk berkotbah.
1868. Claret memberikan izin kepada P. Yosep Xifre untuk mendirikan komunitas Selva del Camp (Taragona) dan bersedia membantu untuk membiayai perbaikan rumah.
B. KONGREGASI: PERISTIWA PERTUMPAHAN DARAH DI SPANYOL, MASA PARA MARTIR (1934-1937)
Peristiwa Perang Sipil Spanyol adalah peristiwa yang paling fenomenal pada waktu itu, termasuk kematian tak terduga dari P. Filipe Maroto. Kongregasi kembali dimeterai dengan darah perjuangan para martir yang dimulai pada Bulan Juli 1936. Semuanya terjadi karena revolusi dan pemberontakan Nasional Spanyol pada tanggal 18 Juli. Semua misi diberhentikan. 271 profes yang terdiri dari imam, frater dan bruder meninggal. Fasilitas-fasilitas kita yang berharga hilang lenyap. Meskipun demikian, peristiwa derita ini menjadi kemuliaan bagi kongregasi karena di dalam hati kongregasi tercinta terdapat putra-putra martir. Banyak di antaranya sudah dibeatifikasi. Pada saat itu pengiriman misionaris yang hendak bermisi ke luar negeri dibatalkan perjalanannya. Apakah yang sesungguhnya terjadi pada tahun 1936 di Spanyol dimana sebanyak 7000 orang, termasuk para uskup, imam, dan religius, dibunuh oleh milisi partai republik? Yang pasti pada masa itu terjadi penganiayaan terhadap umat kristiani, secara khusus para imam dan kaum religius. Dan itulah yang sebenarnya terjadi.
C. TOKOH: MARCOS CASTAÑER, Pendiri (1815-1878)
Mataró (Barcelona, Spanyol). Pada tahun 1838, oleh karena situasi politik Spanyol, dia memutuskan untuk berangkat ke Roma dan ditahbiskan imam di sana pada tahun 1839. Dia tinggal di Italia sampai tahun 1845; bermisi, berkotbah dan melanjutkan studi. Pada tahun ini, dia berkomunikasi dengan Otoritas Para Imam di Roma dan terinspirasi dengan hidup spiritual dan doktrin ajaran St. Philipus Neri. Kemudian dia menjabat sebagai direktur dari dua kongregasi; para suster religius di Mataro tahun 1846-1856 dan membentuk beberapa Kongregasi Marianis. Dia meninggal di Barcelona, pada hari Kamis, 25 April 1878. Pada tahun 1858, dia mendirikan kongregasi Para Suster dari Philipus Neri dengan saudarinya Getrudis. P. Claret membantunya dalam pendirian, sekaligus menyumbangkan ide, konsolidasi dan pembaruan institusi. Di dalam kotbah Masa Puasanya di Mataro tahun 1845, P. Claret menyebut persahabatan dengan dua bruder dari kongregasi ini. Pada tahun 1859 dia mendukung pendirian dan tahun 1870, di Roma dia berkesempatan untuk mendukung karya mereka, kendati adanya penganiayan di Spanyol, dengan menyemangati mereka mengembangkan misi di luar Mataro.
D. POIN PENTING: PERJALANAN MISI
Kami melanjutkan perjalanan ke Cuba dengan kegembiraan besar dan ketentraman yang mengagumkan. Ruang kabin kapal dibagi atas dua bagian: saya dan teman-teman saya tinggal di ruang antara tiang kapal utama dan buritan kapal; suster-suster tinggal di ruang antara tiang kapal utama dan haluan, mereka terpisah sepenuhnya dengan pintu-pintu berdaun penutupnya di tengah. Kami bangun setiap pagi menurut jadwal, cuci muka dll, dan melakukan setengah jam meditasi bersama. Suster-suster juga melakukan yang sama di tempat mereka. Ketika selesai meditasi saya merayakan misa di ruang yang sama di mana kami telah mempersiapkan sebuah altar. Saya merayakan misa setiap hari dalam perjalanan kami. Semua dalam kelompok saya maupun suster-suster menghadirinya. Suster-suster tetap tinggal di tempat mereka tetapi mereka membuka daun penutup yang menjadi pemisah antara mereka dan kami untuk bisa ikut misa. Para suster dan imam menerima komuni, kecuali salah satu imam yang bertugas merayakan misa yang kedua setiap hari sebagai kegiatan syukur. Ada sistem giliran untuk imam yang merayakan misa kedua, sehingga tiap hari dalam kapal ada dua misa, satu yang saya pimpin, dan yang lain dipimpin oleh salah satu imam menurut giliran (Aut. 506).
Sesudah devosi-devosi pertama ini, kami naik ke geladak untuk minum teh, dan masing-masing belajar apa yang ia kehendaki. Kami bertemu lagi di ruangan kami pada jam delapan, kami mendaraskan ibadat-ibadat siang bersama dan mengadakan konferensi tentang teologi moral sampai jam sepuluh, waktu kami makan siang. Sesudah itu kami beristirahat dan studi sampai dengan jam tiga, waktu kami mendaraskan ibadat sore, ibadat penutup, ibadat bacaan dan ibadat pagi. Lalu kami mengadakan satu konferensi lagi sampai jam lima, waktu kami pergi makan malam. Pada jam delapan kami berkumpul lagi untuk mendoakan rosario dan devosi-devosi lain. Kami mengadakan suatu konferensi tentang teologi askese dan akhirnya, setelah minum secangkir teh, semua pergi ke tempat tidur masing-masing (Aut. 507).
E. REFLEKSI PRIBADI
Claret selalu berusaha menggunakan waktunya secara total demi karya apostolik; termasuk selama perjalananya:
1. Bagaimana Anda mengatur waktumu setiap hari?
2. Apakah Anda merasa tidak menggunakan waktu secara baik?
3. Buatlah sebuah proyek pribadi dan cobalah distribusikan waktu anda ke dalam sebuah catatan pribadi “Missionary Day”. Harap dibuat secara realistis!
F. KATA-KATA INSPIRATIF: “Ingatlah bahwa ketika anda gagal mencapai apa yang anda inginkan justru terkadang itu merupakan keberuntungan yang luar biasa.” (Dalai Lama). pydsj

Tidak ada komentar:

Posting Komentar