Selasa, 05 Mei 2020

Claret : "4 Mey"

4 MEI
A. CLARET
1843. Claret tiba di L’Estany (Barcelona), dimana ia menyempatan beberapa hari untuk berkotbah di sana.
1858. Claret menyampaikan pengunduran dirinya kepada dewan kota metropolitan Santiago, tetapi dengan serius memperingatkan mereka untuk menghindari perpecahan: namun Paus tidak akan menerima hal itu sampai hari dimana ia mengajukan penggantinya.
1859. Claret mengirimkan nasehat yang menarik dan bersahabat kepada P. John N. Lobo mantan rekan kerjanya di Cuba dan baru saja berkaul sebagai Jesuit.
B. KONGREGASI (1937-1949): MAJALAH VIDA RELIGIOSA DAN INSTITUT IURIDICUM
Sejak majalah Commentarium Pro Religiosis terbit, banyak anggota Kongregasi mengharapkan adanya terbitan majalah yang sejenis tetapi lebih informatif dan dalam bahasa Spanyol. Pada tahun 1938, P. Arturo Tabera telah memasukkan proyek kepada Dewan General untuk membuat majalah tentang hidup religius, tetapi tidak jadi sampai tahun 1944 ketika ia berhasil menerbitkan majalah bernama Vida Religiosa di Madrid. Majalah itu terbit dua bulanan, berbahasa Spanyol dan Inggris untuk komunitas religius. Setelah Konsili Vatikan II (1962-1965) majalah ini direstrukturisasi kembali. Majalah ini adalah sebuah alat terobosan untuk pembaharuan hidup religius, bukan hanya untuk Spanyol tetapi juga untuk 85 negara di seluruh dunia.
Pada tahun 1939, P. Arcadio Maria Larraona, P. Siervo Goyeneche dan P. Arturo Tabera mendirikan Institut Iuridicum, dengan markas sementara di Via dei Banchi Vecchi (Roma), untuk penyebaran dan promosi hukum gereja dengan level tertinggi. Saat sekarang komunitas ini berada pada rumah berbeda. Bukan sebuah institut sebagaimana biasanya, tetapi sebuah komunitas para ahli dan dosen hukum gereja.
C. TOKOH: LORENZO SANMARTI, Rekan Kerja Claret (1821-1864)
La Corriu (Lleida, Spanyol). Orang ini menemani Claret saat berangkat ke Cuba; yang dicatat Claret di dalam Autobiografi demikian: Ia memulai misinya bersama P. Anthony Barjau dan P. Esteban de Adoain. Kemudian saya menempatkannya di Puerto Principe sebagai vikaris, sebuah tugas yang dijalankannya dengan sangat baik. Ia orangnya sangat bersemangat dan mandiri. Ia akhirnya bergabung bersama para Jesuit dan sekarang berkarya di Fernando Poo. Kenyataannya, pada 1857 ia berangkat ke Spanyol dan bergabung bersama Serikat Yesus. Ia diutus untuk berkarya di misi Fernando Poo. Ia kembali ke Peninsula dalam keadaan sakit, ditemani oleh P. John Nepomuceno Lobo dan kemudian ia meninggal di Puerto de Santa Maria (Cadiz) pada hari Kenaikan, 5 Mei 1864. Pada kesempatan itu, Claret menulis kepada P. Dionisio Gonzales: P. Lobo memberitahukan kepada saya bahwa ia meninggal dalam kebahagiaan, kematian orang benar; namun ia menghendaki kita semua untuk mempersembahkan dirinya kepada Allah sebagai teman dan rekan kerja dari Cuba.
D. POINT PENTING: PASTORAL KASIH BERHADAPAN DENGAN WABAH KOLERA
(Aut 535) Terjadilah suatu wabah kolera yang mengerikan. Di jalan-jalan nampak orang-orang mati hanya dalam waktu kurang dari dua hari.
(Aut 537) Selama wabah kolera, semua klerus berlaku dengan sangat baik, siang malam. Saya dan semua imam berada selalu di antara orang-orang sakit, dengan memperhatikan kebutuhan rohani jasmani mereka. Hanya satu imam, Romo paroki El Cobre, yang meninggal dan ia adalah korban cintakasih. Ia sudah merasa sedikit kena wabah, tetapi dengan menimum obat, ada harapan ia bisa sembuh. Ia berbaring di tempat tidur ketika datang berita bahwa salah satu korban perlu bertemu dengan dia. Dia berkata: “Saya tahu bahwa jika saya pergi saya akan mati karena hal itu akan memperparah situasi saya; tetapi karena tidak ada imam lain di sini, maka saya pergi. Lebih baik saya mati daripada tidak melayani orang sakit yang memanggil saya.” Ia pergi, dan ketika ia kembali ke tempat tidur, ia meninggal.
E. REFLEKSI PRIBADI
a. Apa kesaksian yang bisa kamu berikan sebagai komitmenmu untuk melayani mereka yang tertimpa kemalangan?
b. Apakah kamu siap untuk mengambil risiko sebagaimana Pastor Paroki El Cobre yang dipuji Claret dalam kutipan di atas?
F. KATA INSPIRATIF
“Masing-masing Claretian harus memiliki rencana formasinya sendiri atau komitmen bagi pertumbuhan pribadinya, untuk menyiapkan keutuhan diri… yang disesuaikan dengan kesepakatan komunitas dan superiornya.” (CPR 67) #epmcmf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar